Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Covid-19 di Indonesia Melandai, Masih Perlukah Vaksin Booster?

Kompas.com - 31/05/2022, 07:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kasus Covid-19 di Indonesia tercatat terus mengalami penurunan.

Update pada Senin (30/5/2022), kasus positif virus corona yang dilaporkan berjumlah 218 kasus. 

Di sisi lain, sebelumnya Pemerintah membolehkan masyarakat untuk melepas masker saat berada di ruang terbuka.

Baca juga: Tanggal Merah dan Hari Libur Juni 2022: Hari Lahir Pancasila 1 Juni

Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, kebijakan lepas masker tersebut merupakan upaya transisi bertahap dari pandemi ke endemi.

Lantas, apakah masyarakat masih memerlukan vaksinasi dosis booster saat kasus kian melandai?

Penjelasan epidemiolog

Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman menuturkan, peran dosis ketiga atau vaksin booster masih penting meski pandemi sudah melandai.

Bahkan saat ini, definisi vaksinasi dosis penuh atau dosis lengkap cenderung mengarah ke vaksinasi dosis ketiga.

"Di beberapa negara bahkan sudah mengarah ke dosis keempat sebagai booster," tutur Dicky kepada Kompas.com, Senin (30/5/2022).

Dicky melanjutkan, efektivitas vaksin dosis kedua lambat laun akan mengalami penurunan dan masyarakat pun kembali rentan terinfeksi Covid-19.

Berbeda saat diberikan vaksin booster, durasi proteksi akan bertambah dan tidak hanya 4-6 bulan seperti dosis kedua.

Baca juga: [POPULER TREN] Kendala Terbesar Pencarian Anak Ridwan Kamil | Marshanda Idap Tumor Payudara

 

Meningkatkan imunitas

Selain itu, imunitas masyarakat yang meningkat karena booster juga akan berpengaruh pada munculnya gejala ringan atau tidak bergejala saat terinfeksi virus corona.

Seperti yang terjadi di negara dengan cakupan vaksinasi dosis ketiga di atas 70 persen pada populasi umum, angka kesakitan dan kematian akibat Covid-19 terbukti menurun.

"Indonesia yang cakupan vaksinasi booster-nya masih di bawah 50 persen itu memberikan kerawanan yang sangat tinggi," kata Dicky.

Adapun di Indonesia, per 30 Mei 2022 pukul 12.00 WIB, cakupan vaksinasi booster baru mencapai 21,80 persen.

Landai belum tentu aman

Mneurut Dicky, grafik yang melandai juga tidak serta-merta menandakan situasi sudah aman.

Sebab pelandaian dipengaruhi oleh beberapa hal termasuk testing dan tracing oleh pemerintah.

"Bicara landai juga bicara kasus yang terdeteksi dan dilaporkan. Bicara juga soal testing dan kesadaran dalam melakukan testing," ungkap dia.

Tak hanya Indonesia, Dicky menyebut, negara lain pun saat ini mengalami penurunan testing dan tracing.

Inilah yang menjadikan kasus konfirmasi Covid-19 di suatu negara cenderung turun.

Selain itu, lanjut Dicky, pelandaian bisa juga lantaran masyarakat yang menerima vaksin dosis kedua masih baru, sehingga efektivitas masih terasa.

"Jadi booster sangat penting. Semua celah pintu masuk dari potensi Covid-19 bisa kita tutup, bisa kita perkecil dan itu perannya ada juga di booster," kata dia.

Booster bisa mengurangi long Covid-19

Dicky juga mengatakan, riset membuktikan bahwa booster bisa mengurangi potensi long Covid-19 bagi penyintas.

Hal ini tidak bisa dianggap remeh karena infeksi virus corona bisa memicu long Covid-19 yang sangat merugikan.

"Dampak long Covid-19 itu macam-macam. Potensi hepatitis ada, struk ada, penurunan daya pikir ada, dan lain sebagainya, itu merugikan kita," papar Dicky.

 

Oleh karena itu, ia mengimbau kepada masyarakat yang belum menerima vaksin dosis ketiga untuk segera melakukan vaksinasi.

Selain vaksin booster, masyarakat juga harus memperkuat perlindungan dengan masker serta perilaku hidup bersih dan sehat.

"Artinya ketika melihat pelandaian, kita harus tetap mengoptimalkan senjata untuk melawan dan mengakhiri pandemi," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Tren
Benarkah Makan Cepat Tingkatkan Risiko Obesitas dan Diabetes?

Benarkah Makan Cepat Tingkatkan Risiko Obesitas dan Diabetes?

Tren
BMKG: Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 Mei 2024

BMKG: Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Ikan Tinggi Natrium, Pantangan Penderita Hipertensi | Sosok Pegi Pelaku Pembunuhan Vina

[POPULER TREN] Ikan Tinggi Natrium, Pantangan Penderita Hipertensi | Sosok Pegi Pelaku Pembunuhan Vina

Tren
8 Golden Rules JKT48 yang Harus Dipatuhi, Melanggar Bisa Dikeluarkan

8 Golden Rules JKT48 yang Harus Dipatuhi, Melanggar Bisa Dikeluarkan

Tren
Saat Prabowo Ubah Nama Program Makan Siang Gratis Jadi Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Saat Prabowo Ubah Nama Program Makan Siang Gratis Jadi Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Tren
Microsleep Diduga Pemicu Kecelakaan Bus SMP PGRI 1 Wonosari, Apa Itu?

Microsleep Diduga Pemicu Kecelakaan Bus SMP PGRI 1 Wonosari, Apa Itu?

Tren
Ilmuwan Temukan Kemungkinan Asal-usul Medan Magnet Matahari, Berbeda dari Perkiraan

Ilmuwan Temukan Kemungkinan Asal-usul Medan Magnet Matahari, Berbeda dari Perkiraan

Tren
5 Fakta Penangkapan Pegi Pembunuh Vina: Ganti Nama, Pindah Tempat, dan Jadi Kuli

5 Fakta Penangkapan Pegi Pembunuh Vina: Ganti Nama, Pindah Tempat, dan Jadi Kuli

Tren
Detik-detik Panggung Kampanye Capres di Meksiko Dihantam Angin, Korban Capai 9 Orang

Detik-detik Panggung Kampanye Capres di Meksiko Dihantam Angin, Korban Capai 9 Orang

Tren
Daftar Libur Nasional dan Cuti Bersama Juni 2024, Ada 3 Tanggal Merah

Daftar Libur Nasional dan Cuti Bersama Juni 2024, Ada 3 Tanggal Merah

Tren
146 Negara yang Mengakui Palestina sebagai Negara

146 Negara yang Mengakui Palestina sebagai Negara

Tren
Kasus Kanker Penis Naik di Dunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

Kasus Kanker Penis Naik di Dunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

Tren
2 DPO Pembunuh Vina Belum Tertangkap, Berikut Ciri-cirinya

2 DPO Pembunuh Vina Belum Tertangkap, Berikut Ciri-cirinya

Tren
Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui Pemiliknya

Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui Pemiliknya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com