Tak heran, polemik terkait penyebab kebencanaan pun muncul.
"Mudah-mudahan pemerintah dapat membaca situasi ini dan mengambil langkah-langkah yang tepat," ujarnya.
Baca juga: Terjadi Setiap Tahun, Apakah Banjir Rob Bisa Diantisipasi?
Dari hasil kajian Lembaga Riset Kebencanaan IA-ITB bekerjasama dengan Laboratorium Geodesi ITB menemukan, banjir rob di Pantura pada 23 Mei 2022 sangat erat kaitannya dengan penurunan tanah atau land subsidence.
Hal ini juga diperparah dengan adanya gelombang tinggi dan jebolnya tanggul di beberapa tempat.
Ia mencatat, laju atau kecepatan penurunan tanah di Semarang, Pekalongan dan Demak saat ini ada yang mencapai 10 hingga 20 sentimeter per tahun.
"Ini merupakan laju tercepat yang tercatat di Dunia. Sayangnya penurunan tanah ini terlihat masih diabaikan dalam analisis pengurangan risiko banjir rob di Pantura," kata Heri.
"Padahal jika penurunan tanah terus terjadi dengan laju yang mengkhawatirkan, maka banjir rob bukan tidak mungkin akan semakin parah ke depannya," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.