Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Corona Global 30 Mei: Korut Longgarkan Pembatasan Covid-19

Kompas.com - 30/05/2022, 10:35 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Secara bertahap, dunia kini telah mulai beralih dari pandemi menuju endemi Covid-19.

Ini terjadi setelah sebagian besar negara mengumumkan kesiapannya dalam hidup berdampingan dengan virus corona.

Kendati demikian, kasus infeksi Covid-19 masih terus dilaporkan.

Berdasarkan catatan Worldometer, kasus virus corona secara global hingga Senin (30/5/2022) adalah sebagai berikut:

  • Kasus positif: 531.544.085
  • Meninggal: 6.310.732
  • Sembuh: 502.245.965

Sementara kasus aktif secara global mencapai 22.987.388 dengan rincian 22.949.764 dalam kondisi ringan dan 37.624 di antaranya kritis.

Baca juga: Guru Besar UPI Jelaskan Dampak Pandemi Covid-19 terhadap MSDM Perusahaan

Di Indonesia, situasi pandemi Covid-19 juga terus membaik dengan angka kasus harian konsisten di bawah 500.

Pada periode Sabtu (29/5/2022), 242 kasus baru dilaporkan sehingga total keseluruhan kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 6.054.415 dengan 156.574 kematian.

Berikut perkembangan terbaru seputar Covid-19 di berbagai penjuru dunia:

Kasus Covid-19 turun, Korut longgarkan pembatasan

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan pejabat tinggi lainnya membahas revisi pembatasan terkait Covid-19 selama pertemuan pada Minggu (29/5/2022).

Ini dilakukan setelah mereka mengklaim bahwa wabah virus corona telah melambat, dikutip dari VOA News.

Diskusi pada pertemuan Politbiro Utara menunjukkan akan segera melonggarkan serangkaian pembatasan setelah temuan kasus varian Omicron pada awal bulan ini.

Pelonggaran tersebut didasari atas kekhawatiran situasi pangan dan ekonomi Korea Utara.

Baca juga: Biaya Pasien Covid-19 Mahal, BPJS Kesehatan Imbau Warga Daftar Peserta Sebelum Endemi

Mereka disebut membuat evaluasi positif tentang situasi pandemi yang dikendalikan dan ditingkatkan di seluruh negeri.

Pada Minggu, Korea Utara melaporkan 89.500 lebih banyak pasien dengan gejala demam, menjadikan total kasus demam negara itu menjadi 3,4 juta.

Tidak disebutkan apakah ada kematian tambahan. Data terbaru mengenai angka kematian akibat dugaan Covid-19 di Korea Utara yang dilaporkan pada Jumat (27/5/2022) adalah 69 orang.

Banyak pakar luar mengatakan Korea Utara jelas mengecilkan tingkat kematiannya untuk mencegah kerusakan politik apa pun pada Kim di dalam negeri.

Mereka mengatakan Korea Utara seharusnya menderita lebih banyak kematian karena 26 juta orangnya sebagian besar tidak divaksinasi dan tidak memiliki unit perawatan kritis.

Pakar lain menduga bahwa Korea Utara mungkin juga telah membesar-besarkan kasus demam guna memperkuat kontrol internal terhadap penduduknya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

8 Tim yang Lolos Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024, Siapa Saja?

8 Tim yang Lolos Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024, Siapa Saja?

Tren
20 Ucapan dan Twibbon Hari Buruh 1 Mei 2024

20 Ucapan dan Twibbon Hari Buruh 1 Mei 2024

Tren
Wasit VAR Sivakorn Pu-Udom dan Kontroversinya di Piala Asia U23 2024

Wasit VAR Sivakorn Pu-Udom dan Kontroversinya di Piala Asia U23 2024

Tren
Penjelasan PVMBG soal Gunung Ruang Kembali Meletus, Bisa Picu Tsunami

Penjelasan PVMBG soal Gunung Ruang Kembali Meletus, Bisa Picu Tsunami

Tren
100 Gerai KFC Malaysia Tutup di Tengah Aksi Boikot Produk Pro-Israel

100 Gerai KFC Malaysia Tutup di Tengah Aksi Boikot Produk Pro-Israel

Tren
5 Korupsi SYL di Kementan: Biaya Sunatan Cucu, Beli Mobil untuk Anak, hingga Bayar Biduan

5 Korupsi SYL di Kementan: Biaya Sunatan Cucu, Beli Mobil untuk Anak, hingga Bayar Biduan

Tren
Apa Itu Identitas Kependudukan Digital (IKD)? Berikut Tujuan dan Manfaatnya

Apa Itu Identitas Kependudukan Digital (IKD)? Berikut Tujuan dan Manfaatnya

Tren
AstraZeneca Akui Ada Efek Samping Langka pada Vaksinnya, Ahli dan Kemenkes Buka Suara

AstraZeneca Akui Ada Efek Samping Langka pada Vaksinnya, Ahli dan Kemenkes Buka Suara

Tren
Studi: Mengurangi Asupan Kalori Diyakini Bikin Umur Lebih Panjang

Studi: Mengurangi Asupan Kalori Diyakini Bikin Umur Lebih Panjang

Tren
10 Rekomendasi Ras Anjing Ramah Anak, Cocok Jadi Peliharaan Keluarga

10 Rekomendasi Ras Anjing Ramah Anak, Cocok Jadi Peliharaan Keluarga

Tren
Terjadi Penusukan WNI di Korea Selatan, 1 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia

Terjadi Penusukan WNI di Korea Selatan, 1 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia

Tren
Ramai soal Kinerja Bea Cukai Dikeluhkan, Bisakah Dilaporkan?

Ramai soal Kinerja Bea Cukai Dikeluhkan, Bisakah Dilaporkan?

Tren
Viral, Video Perempuan Terjebak di Kolong Commuter Line Stasiun UI, Ini Kata KCI

Viral, Video Perempuan Terjebak di Kolong Commuter Line Stasiun UI, Ini Kata KCI

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Irak untuk Memperebutkan Peringkat Ketiga? Simak Jadwalnya

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Irak untuk Memperebutkan Peringkat Ketiga? Simak Jadwalnya

Tren
Kucing di China Nyalakan Kompor dan Picu Kebakaran, Dipaksa 'Kerja' untuk Bayar Kerugian

Kucing di China Nyalakan Kompor dan Picu Kebakaran, Dipaksa "Kerja" untuk Bayar Kerugian

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com