Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Utara Menyebut Vaksin Covid-19 "Ramuan Cinta Abadi", Bagaimana Bisa?

Kompas.com - 30/05/2022, 08:30 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Korea Utara memulai program Vaksinasi Covid-19 meskipun saat ini baru untuk kalangan tentara, menurut Radio Free Asia (RFA).

Menariknya, mereka menyebut suntikan vaksin Covid-19 sebagai "immortal potion of love" atau ramuan cinta abadi dari pemimpin mereka, Kim Jong Un.

Dilansir RFA melalui Insider, Jumat (27/5/2022), Korea Utara telah mulai mempromosikan kampanye vaksinasi untuk tentara yang bekerja pada proyek konstruksi prioritas tinggi di ibu kota Pyongyang.

Itu menjadi pertama kalinya pemerintah Korea Utara memberikan vaksin dalam jumlah besar.

“Mereka memainkan pesan propaganda politik yang keras ketika tentara disuntik dengan vaksin dari China,” kata seorang pejabat pemerintah kota kepada RFA yang memberi keterangan dengan anonim demi keamanan.

Dia juga mengatakan orang-orang menyebut vaksin Covid-19 itu sebagai "vaccination of love from the Highest Dignity" atau vaksinasi cinta dari Yang Mulia.

Baca juga: Kali Pertama, Temuan Kasus Demam di Korea Utara di Bawah 100.000

"Sebuah kendaraan siaran yang muncul di tempat vaksinasi dengan lantang menyatakan kehebatan sekretaris jenderal yang menyiapkan 'Ramuan Cinta Abadi' untuk mereka," kata seorang warga pada RFA.

Tidak diketahui vaksin merk apa yang digunakan, akan tetapi vaksin itu berasal dari China.

Dilansir RFA, 26 Mei 2022, setiap brigade prajurit telah mendirikan pusat sanitasi lapangan. Pada pagi hari tanggal 18 Mei, kendaraan siaran mulai mendokumentasikan dokter tentara mengenakan alat pelindung dan menyuntik tentara.

Warga biasa tampaknya tidak begitu senang dengan keputusan vaksin tersebut karena mereka tak mendapatkannya.

Para tentara bernyanyi, menangis, dan berteriak "Manse" yang artinya 10.000 tahun dalam bahasa Korea atau "Hidup Kim Jong Un".

Baca juga: Bagaimana Virus Corona di Korea Utara dari Nol Menjadi 1,7 Juta Kasus?

Korea Utara mengakui kasus Covid-19 pertamanya pada 12 Mei. Pada awalnya Kim Jong Un mengkritik para pejabatnya atas tanggapan buruk negara itu terhadap virus corona.

Hingga 26 Juni 2022, Korea Utara telah mencatat lebih dari 3,2 juta kasus demam dan 69 kematian, menurut kantor berita KCNA.

Akan tetapi negara tersebut belum menyebut wabah demam ini sebagai Covid-19, karena kemampuan testing mereka yang buruk telah menghambat kemampuan untuk mendiagnosis kasus.

Sebelumnya, Pyongyang telah membantah bahwa ada orang di negara itu yang tertular Covid-19, bahkan menolak 3 juta dosis vaksin Sinovac China September lalu, dengan mengatakan bahwa negara lain lebih membutuhkannya.

Washington telah menawarkan untuk memberikan vaksin ke Korea Utara dan China. Namun kedua negara tidak menanggapi.

Korea Utara juga mengabaikan bantuan Korea Selatan untuk bekerjasama dalam upaya memerangi pandemi.

Menurut pengamat, Pyongyang tidak mungkin menerima bantuan kemanusiaan dari komunitas internasional karena itu akan menjadi pengakuan atas kegagalan Kim Jong Un melindungi negara itu dari virus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com