Namun menurut CDC, hewan pengerat seperti tikus, dan primata non-manusia seperti monyet, bisa menampung virus dan menularkannya kepada manusia.
Penularan dari hewan ke manusia bisa melalui mekanisme kontak langsung maupun tak langsung.
Yakni melalui luka, saluran pernapasan, atau selaput lendir yang kontak dengan cairan tubuh hewan terinfeksi.
Dilansir dari laman Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (FKM Unair), cacar monyet bisa juga menular dari manusia ke manusia.
Virus ini menyebar melalui percikan liur yang masuk melalui mata, mulut, hidung, atau luka di kulit. Bisa juga melalui benda yang terkontaminasi, seperti pakaian atau alat makan penderita.
Namun, proses penularan antar manusia tidak mudah terjadi dan membutuhkan kontak yang cukup lama.
Baca juga: Inggris Laporkan Kasus Cacar Monyet Langka, Seseorang yang Pulang dari Nigeria
Cacar monyet merupakan penyakit yang bisa sembuh sendiri. Namun, kesembuhan penyakit ini tergantung pada ketahanan dan imunitas tubuh masing-masing orang.
Mirip dengan cacar, gejala cacar monyet umumnya berupa demam, sakit kepala, sakit pinggang, nyeri otot, kelelahan, serta adanya pembesaran kelenjar getah bening baik di leher, ketiak, ataupun pangkal paha.
Setelah 1-3 hari, akan muncul ruam kemerahan dan bintik merah seperti penyakit cacar.
Bintik-bintik yang berisi cairan dan nanah tersebut akan bertahan hingga kurang lebih 2-4 minggu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.