Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Menkes soal Jokowi Bolehkan Warga Lepas Masker di Area Terbuka

Kompas.com - 18/05/2022, 16:52 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengizinkan masyarakat melepas masker di ruang terbuka.

Menurut Jokowi, kebijakan pelonggaran ini setelah melihat kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia yang sudah jauh lebih terkendali.

Meskipun diperbolehkan, Jokowi mensyaratkan beberapa hal dari kebijakan tersebut.

"Jika masyarakat sedang beraktivitas di luar ruangan atau di area terbuka yang tidak padat orang maka diperbolehkan untuk tidak menggunakan masker. Namun untuk kegiatan di ruangan tertutup dan transportasi publik tetap harus menggunakan masker," kata Jokowi, dikutip dari laman setkab.go.id, Selasa (17/5/2022).

Kendati demikian, kepala negara meminta masyarakat kategori rentan maupun yang bergejala batuk dan pilek untuk tetap mengenakan masker saat beraktivitas.

Baca juga: Masker Boleh Dilepas Saat di Luar Ruangan?

Lalu, bagaimana penjelasan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terkait pelonggaran kebijakan pemakaian masker ini?

Transisi dari pendemi ke endemi

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin saat menemui wartawan di Universitas Gadjah Mada (UGM).KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin saat menemui wartawan di Universitas Gadjah Mada (UGM).

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi mengungkapkan, kebijakan yang diambil pemerintah tersebut merupakan bagian upaya transisi dari pandemi ke endemi.

"Bapak Presiden sudah menyampaikan berita gembira buat kita semua. Itu merupakan salah satu bagian dari program transisi yang pemerintah siapkan secara bertahap dari pandemi ke kondisi endemi," ujar Budi, dikutip dari laman setkab.go.id.

Pemerintah melakukan upaya transisi secara bertahap dengan memperhatikan imunitas masyarakat terhadap Covid-19, termasuk varian baru corona.

Budi mengungkapkan, varian baru Omicron BA2 yang memicu lonjakan kasus di sejumlah negara dan telah terdeteksi di Tanah Air, tidak memicu lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia.

"Ternyata BA2 itu sudah dominan juga di Indonesia dan di India tetapi berbeda dengan negara-negara lain seperti China dan Amerika, kita tidak mengamati adanya kenaikan kasus yang tinggi dengan adanya varian baru," kata dia.

Baca juga: Apakah Boleh Lepas Masker Saat di Dalam Ruangan? Ini Kata Satgas Covid

Imunitas terhadap varian baru Covid-19

Tenaga medis menyuntikkan vaksin Covid-19 Pfizer booster saat pelaksanaan vaksinasi dosis ketiga di Kantor OJK, Wisma Mulia 2, Jakarta Selatan, Minggu (23/1/2022). Pemerintah mulai mendistribusikan vaksin Covid-19 booster atau vaksin dosis ketiga kepada masyarakat umum. Vaksin booster bertujuan untuk memperkuat imunitas masyarakat di tengah serbuan virus corona varian Omicron di Indonesia.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Tenaga medis menyuntikkan vaksin Covid-19 Pfizer booster saat pelaksanaan vaksinasi dosis ketiga di Kantor OJK, Wisma Mulia 2, Jakarta Selatan, Minggu (23/1/2022). Pemerintah mulai mendistribusikan vaksin Covid-19 booster atau vaksin dosis ketiga kepada masyarakat umum. Vaksin booster bertujuan untuk memperkuat imunitas masyarakat di tengah serbuan virus corona varian Omicron di Indonesia.

Menurut Budi, masyarakat Indonesia telah memiliki imunitas yang cukup baik terhadap varian baru Covid-19.

Hasil penelitian antibodi tubuh terhadap virus atau sero survei yang dilakukan pemerintah kepada masyarakat khususnya di Jawa-Bali menjelang mudik Lebaran 2022, imbuhnya, menunjukkan bahwa 99,2 persen telah memiliki antibodi, baik yang berasal dari vaksin maupun infeksi Covid-19.

Hasil penelitian juga menunjukkan peningkatan kadar atau titer antibodi dibanding survei yang dilakukan pada Desember 2021.

Ia menekankan, selain memperhatikan data saintifik, transisi pandemi ke endemi juga harus didukung dengan pemahaman masyarakat mengenai tanggung jawab untuk menjaga kesehatan dan melindungi diri masing-masing dan orang lain.

"Kalau kita lihat ke depannya kondisi penularan kasus Covid-19 juga makin lama makin terkendali, yang masuk rumah sakitnya juga makin lama makin sedikit, kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan dirinya sendiri juga semakin tinggi, kita bisa melakukan langkah-langkah relaksasi lainnya yang secara bertahap akan membuat hidup kita kembali normal," tandas Budi.

Baca juga: Benarkah Indonesia Sudah Endemi Covid-19 secara De Facto?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 3 Klasifikasi Masker Kain Ber-SNI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com