KOMPAS.com - Pemerintah sudah mulai melakukan transisi dari pandemi Covid-19 menuju ke fase endemi.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, transisi tersebut didasari oleh beberapa indikator yang ada.
"Intinya pokoknya dilihat dari angka kasus aktif, positivity rate, tingkat okupansi rumah sakit, kemudian angka kematian sekarang sudah ada tanda-tanda bukan tertinggi dari penyakit yang ada," katanya dikutip dari laman Kemenkopmk, Rabu (11/5/2022).
Berdasakan survei internal yang dilakukan Kemenko PMK pada 18 rumah sakit di DKI Jakarta menunjukkan angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia telah turun.
Baca juga: Benarkah Covid-19 Akan Menjadi Endemi? Ini Penjelasan Epidemiolog
Walaupun kasus Covid-19 telah membaik, Muhadjir meminta masyarakat untuk tetap waspada, karena kasus meninggal dan positif Covid-19 masih ada di Indonesia.
"Tetapi dilihat dari beberapa indikator itu kita sebetulnya de facto (secara fakta) sudah menuju ke endemi," imbuhnya.
Nantinya pemerintah akan memantau tambahan kasus Covid-19 yang terjadi setelah libur Lebaran. Jika tidak ada penambahan kasus secara signifikan, maka Indonesia akan segera menjadi endemi.
"Taruhannya setelah libur tahunan ini. Kalau nanti setelah Idul Fitri, 2 minggu atau 3 minggu nanti tidak ada kenaikan kasus. Maka kita optimistis segera transisi ke endemi," pungkasnya.
Baca juga: Update Lokasi Vaksinasi Booster di Jabodetabek untuk Syarat Mudik Lebaran 2022
Lantas, benarkah Indonesia sudah endemi Covid-19?
Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman mengatakan, ada dua indikator yang dapat menjadi rujukan menuju ke fase endemi bagi Indonesia.
Kedua indikator tersebut adalah angka production number yang sudah di angka 1 ke bawah dan tingkat positivity rate di bawah 5 persen secara nasional.
"Tapi secara de jure (hukum) faktanya saat ini statusnya masih pandemi dan itu otorisasinya di bawah WHO," kata Dicky kepada Kompas.com, Jumat (13/5/2022).
Baca juga: Apa Arti dan Kapan Pandemi Covid-19 Jadi Endemi?
Selain itu, Dicky mengingatkan jika angka positivity rate sangat dinamis, sehingga data yang dikeluarkan setiap bulan bahkan setiap hari dapat mengalami perubahan.
Perubahan tersebut terjadi karena adanya komposisi perubahan penduduk terhadap tingkat imunitas yang dimilikinya.