Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Gunung Paling Banyak Didaki di Dunia, Berminat? Ini Daftarnya

Kompas.com - 11/05/2022, 18:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mendaki gunung menjadi salah satu hobi yang banyak diminati di dunia.

Meski kerap memacu adrenalin, mendaki gunung kerap menjadi "candu" karena indahnya pemandangan yang ditawarkan ketika berada di puncak.

Berikut deretan gunung di dunia yang paling banyak didaki:

1. Gunung Tai, China

Jika ada satu puncak yang mungkin benar-benar menyandang gelar sebagai yang paling banyak didaki di planet ini, mungkin itu adalah puncak Tiongkok di dekat kota Shandong, Tai'an.

Gunung Tai adalah yang paling terkenal dan dihormati dari pegunungan suci Taoisme di China, dengan beberapa perkiraan menunjukkan bahwa hingga 2 juta orang naik ke puncak setinggi 1.545 meter setiap tahunnya.

Daya pikatnya bukan hanya matahari terbit yang terkenal, tetapi kepercayaan bahwa pendaki Gunung Tai akan hidup sampai 100 tahun, dikutip dari Stuff.

Baca juga: 10 Gunung Api Paling Aktif di Dunia, Salah Satunya dari Indonesia

2. Gunung Fuji, Jepang

Pemandangan Chureito Pagoda dan Gunung Fuji di Jepang.THATREE Pemandangan Chureito Pagoda dan Gunung Fuji di Jepang.

Sebagai latar belakang Kota Tokyo, Jepang, Gunung Fuji kerap disebut sebagai gunung yang paling banyak didaki di dunia.

Angka menunjukkan, sekitar 300.000 orang per tahun mendaki ke puncak bersalju dari gunung tertinggi di Jepang ini.

Gunung Fuji adalah salah satu dari tiga gunung suci di Jepang dan secara resmi menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO.

Sejak 1996, pemerintah mencanangkan program Fuji Clean Operation yang mendorong pejalan kaki untuk membawa pulang sampah mereka sendiri dan mulai memasang toilet ramah lingkungan.

Pemerintah Jepang telah menghabiskan sekitar 5 juta dollar AS untuk toilet ramah lingkungan.

3. Gunung Monadnock, AS

Memiliki ketinggian 965 meter, pendaki hanya cukup menghabiskan waktu sekitar tiga jam untuk mencapai puncak.

Popularitas Gunung Monadnock ini karena akses yang mudah dan berjarak hanya dua jam dari Boston. Diperkirakan, sebanyak 125.000 orang mendaki Gunung Monadnock setiap tahunnya.

Namun, jangan coba-coba membuang sampah secara sembarangan. Sebab, akan ada denda hingga 2.000 dollar AS atau satu tahun penjara.

Baca juga: Deretan Gunung Paling Berbahaya dan Paling Sulit Didaki di Dunia

4. Gunung Hood, AS

Gunung Hood yang memiliki ketinggian 3.429 meter ini mencatatkan 20.000 pendaki setiap tahunnya.

Tidak seperti banyak puncak lainnya dalam daftar ini, pendakian Gunung Hood biasanya membutuhkan crampon dan kapak es.

Namun, reputasinya sebagai gunung yang mudah didaki daripada gunung serupa, telah menjadi daya tarik bagi pendaki yang tidak berpengalaman.

 

5. Croagh Patrick, Irlandia

Pada hari Minggu terakhir setiap bulan Juli, ribuan peziarah mendaki Croagh Patrick untuk menghormati Saint Patrick.

Diceritakan, Saint Patrick telah berpuasa dan berdoa di puncak selama empat puluh hari pada tahun 441 M.

Pada akhir pekan itu saja, hingga 30.000 orang mendaki puncak setinggi 764 meter, terkadang tanpa alas kaki.

6. Puncak Adam, Sri Lanka

Puncak Adam adalah gunung suci di Sri Lanka yang terkenal dengan Sri Pada (jejak suci), sebuah formasi batuan 1,8 meter di dekat puncak gunung.

Umat Buddha menganggapnya sebagai jejak kaki Buddha, sementara Muslim dan Kristen mengklaimnya sebagai tempat Adam pertama kali menginjakkan kaki di Bumi, sedangkan umat Hindu menyebutnya sebagai kepunyaan Dewa Siwa.

Untuk menjaga kebersihan gunung suci ini, ada toilet dan tempat sampah setiap 20 hingga 30 menit di jalan setapak, dikutip dari Outsider.

Baca juga: 5 Danau Paling Misterius dan Mengerikan di Dunia

7. Hallasan, Korea Selatan

Ilustrasi Korea Selatan - Hallasan National Park.SHUTTERSTOCK Ilustrasi Korea Selatan - Hallasan National Park.

Gunung setinggi 1.950 meter ini adalah gunung berapi yang tidak aktif, dengan sumbat lava yang masih berdiri tegak seperti puncak berbatu.

Ada tujuh jalur pendakian, tetapi hanya dua (Seongpanak dan Gwaneumsa) yang mencapai puncak.

8. Gunung Kilimanjaro, Tanzania

Gunung Kilimanjaro dilihat dari Amboseli National Park, Kenya.Dok. Lonely Planet Gunung Kilimanjaro dilihat dari Amboseli National Park, Kenya.

Diperkirakan, ada sekitar 25.000 orang yang mencoba untuk mendaki gunung tertinggi di Afrika ini setiap tahunnya.

Sebagian besar popularitasnya berasal dari fakta bahwa itu adalah pendakian non-teknis yang langka dan bisa diakses dengan jalan kaki.

 

9. Table Mountain, Afrika Selatan

Table Mountain di Cape Town, Afrika Selatan. Thinkstockphotos.com Table Mountain di Cape Town, Afrika Selatan.

Popularitas gunung ini karena adanya kereta gantung yang meluncur dari Cape Town ke puncak.

Beroperasi sejak 1929, kereta gantung sekarang membawa lebih dari 800.000 orang ke puncak gunung yang terkenal datar ini setiap tahunnya.

Kendati demikian, ada banyak jalur pejalan kaki. Butuh waktu dua jam untuk mendaki ke puncak dan sekitar lima menit dengan kereta gantung.

10. Gunung Snowdon, Wales

Ben Nevis mungkin gunung tertinggi di Inggris, tetapi Gunung Snowdon memilik jumlah pendaki lebih banyak.

Puncak Gunung Snowden dikunjungi sekitar 600.000 orang setiap tahunnya, berkat kereta yang membawa pengunjung tepat ke puncak puncak tertinggi di Wales.

Gunung setinggi 1.085 meter ini memiliki sejarah yang bertingkat, menjadi tempat pelatihan untuk ekspedisi British Mount Everest pada 1953.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Potret Rwanda, Dulu Hadapi Genosida Terparah, Kini Berubah Jadi Negara Terbersih di Dunia

Potret Rwanda, Dulu Hadapi Genosida Terparah, Kini Berubah Jadi Negara Terbersih di Dunia

Tren
Gaji Karyawan Dipotong 3 Persen Dana Tapera, Berlaku Mulai Kapan?

Gaji Karyawan Dipotong 3 Persen Dana Tapera, Berlaku Mulai Kapan?

Tren
Nomophobia dan Urgensi Detoks Dunia Digital

Nomophobia dan Urgensi Detoks Dunia Digital

Tren
Rincian Biaya Kuliah Universitas Mercu Buana 2024/2025

Rincian Biaya Kuliah Universitas Mercu Buana 2024/2025

Tren
Kisruh soal Penangkapan Pegi dan Penghapusan DPO Pembunuhan Vina, Kompolnas Akan Minta Klarifikasi Polda Jabar

Kisruh soal Penangkapan Pegi dan Penghapusan DPO Pembunuhan Vina, Kompolnas Akan Minta Klarifikasi Polda Jabar

Tren
Idul Adha 2024 Tanggal Berapa? Ini Menurut Muhammadiyah dan Pemerintah

Idul Adha 2024 Tanggal Berapa? Ini Menurut Muhammadiyah dan Pemerintah

Tren
Berapa Lama Durasi Jalan Kaki untuk Mengecilkan Perut Buncit?

Berapa Lama Durasi Jalan Kaki untuk Mengecilkan Perut Buncit?

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 28-29 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 28-29 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Tanda Kolesterol Tinggi yang Kerap Diabaikan | Bantah Bunuh Vina, Pegi Tetap Diancam Hukuman Mati

[POPULER TREN] Tanda Kolesterol Tinggi yang Kerap Diabaikan | Bantah Bunuh Vina, Pegi Tetap Diancam Hukuman Mati

Tren
Matahari Tepat di Atas Kabah, Saatnya Cek Arah Kiblat

Matahari Tepat di Atas Kabah, Saatnya Cek Arah Kiblat

Tren
Kekuasaan Sejarah

Kekuasaan Sejarah

Tren
Kisah Alfiana, Penari Belia yang Rela Sisihkan Honor Demi Berhaji, Jadi Salah Satu Jemaah Termuda

Kisah Alfiana, Penari Belia yang Rela Sisihkan Honor Demi Berhaji, Jadi Salah Satu Jemaah Termuda

Tren
Jokowi Luncurkan Aplikasi Terpadu INA Digital, Bisa Urus SIM, IKD, dan Bansos

Jokowi Luncurkan Aplikasi Terpadu INA Digital, Bisa Urus SIM, IKD, dan Bansos

Tren
Biaya UKT Universitas Muhammadiyah Maumere, Bisa Dibayar Pakai Hasil Bumi atau Dicicil

Biaya UKT Universitas Muhammadiyah Maumere, Bisa Dibayar Pakai Hasil Bumi atau Dicicil

Tren
Pegi Bantah Telah Membunuh Vina, Apakah Berpengaruh pada Proses Hukum?

Pegi Bantah Telah Membunuh Vina, Apakah Berpengaruh pada Proses Hukum?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com