Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Kue Kering Selalu Ada Saat Lebaran? Begini Sejarahnya

Kompas.com - 11/04/2022, 08:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kue kering bak hidangan wajib di tengah-tengah perayaan Idul Fitri. Biasanya, makanan kecil ini disajikan di toples-toples cantik sebagai kudapan teman silaturahmi.

Kue kering atau kukis khas Lebaran berukuran kecil dan tipis saja, sehingga mudah ditata dan dijejalkan ke dalam wadah toples bening.

Seperti dilansir dari Kompas.com (5/6/2018), kata kukis berasal dari bahasa Belanda, koekje yang artinya kue kecil.

Di Jerman, kukis disebut dengan keks atau plzchen. Sementara orang Italia, menyebut kue kering dengan nama amaretti atau biscotti.

Lantas, mengapa kue kering selalu ada saat Lebaran?

Baca juga: Sejarah Nastar, Pie yang Dimodifikasi dalam Bentuk dan Isian

Mengapa kue kering selalu ada saat Lebaran?

Dilansir dari Kompas.com, sejarawan kuliner Fadly Rahman mengatakan, tradisi menyajikan kue kering baru muncul saat masa kolonial Belanda.

Interaksi antara orang Belanda dengan masyarakat Indonesia pada abad ke-19 hingga ke-20 melahirkan penyerapan budaya Eropa ke dalam budaya Indonesia, salah satunya soal kuliner.

“Bagaimana prosesnya bisa menjadi hidangan Lebaran ini tidak bisa dilepaskan dari interaksi sosial budaya masyarakat Bumi Putera, masyarakat Islam Indonesia, dengan orang-orang Eropa," paparnya.

Sejak saat itu, sebagian masyarakat Indonesia mulai terpengaruh budaya kuliner Belanda dan mengalami perubahan selera.

Bahkan menurut Fadly, menyajikan kue-kue kering di hari Lebaran juga dapat menunjukkan derajat sosial seseorang.

Saat itu, masyarakat Indonesia menengah ke atas sudah tak mau lagi menyajikan makanan-makanan tradisional yang terbuat dari sagu, tepung beras, tepung ketan, dan lain sebagainya.

“Masyarakat Indonesia mulai merasa kue tradisional itu teksturnya lengket, kemudian tidak awet, tapi kalau kue-kue kering disajikan berhari-hari pun, berminggu-minggu pun akan tetap awet untuk disajikan termasuk dalam momen Lebaran,” imbuh Fadly.

Ilustrasi kue kering pandan untuk sajian Lebaran. SHUTTERSTOCK/HANIFAH KURNIATI Ilustrasi kue kering pandan untuk sajian Lebaran.

Baca juga: Mengintip Ibadah Ramadhan WNI di Norwegia, Jerman, Taiwan, dan Jepang

Sejarah kue kering

Adapun keberadaan kue kering, sudah dikenal sejak abad ke-7 oleh bangsa Persia yang kini berganti nama menjadi Iran. Uniknya, kue kecil ini tercipta secara tidak sengaja.

Dilansir dari majalah Bobo, penemuan kue kering berasal dari para tukang roti yang ingin membuat kue seperti biasanya.

Saat hendak memanggang kue, para tukang kue kesulitan menentukan suhu oven yang akan digunakan.

Untuk mendapatkan suhu yang tepat, mereka pun melakukan percobaan kecil dengan menjatuhkan sedikit adonan kue ke dalam oven.

Tak disangka, sedikit adonan tadi bisa mengembang dan memiliki rasa yang renyah. Inilah yang kemudian menjadi awal terciptanya kue kering.

Baca juga: Sejarah Kue Kering, Resep-resep Unik yang Tercipta secara Tak Sengaja

Dulu makanan mewah

Sebelum bisa dinikmati semua kalangan seperti saat ini, kue kering merupakan makanan mewah yang hanya bisa disantap kaum bangsawan.

Hingga akhirnya, pedagang muslim menyebarkan kue kering ke berbagai wilayah yang menjadi persinggahan selama berdagang, salah satunya Eropa.

Sekitar abad ke-14, barulah kue kering mulai dinikmati berbagai kalangan. Seperti pada 1596 di Inggris, masyarakat kelas menengah menikmati kue kering berbentuk persegi kecil dengan kuning telur dan rempah.

Sejak saat itu, kue kering semakin populer. Terlebih, karena bentuknya yang kecil dan daya simpannya yang tinggi.

Alasan itu pula mengapa kudapan ini sering dijadikan sebagai bekal saat bepergian dalam waktu lama.

Baca juga: Kue Kering Melempem? Atasi dengan Cara Ini

Sejarah kue kering di Indonesia

Beberapa kue kering yang terkenal di Indonesia, seperti nastar, kastengel, dan putri salju memiliki sejarahnya masing-masing.

1. Nastar, hasil modifikasi pie

Nastar misalnya, yang lahir dan dibawa oleh Belanda. Dikutip dari laman Indonesian Chef Association, nastar berasal dari kata ananas atau nanas dan taartjes atau tart.

Racikan resep nastar terinspirasi dari olahan pie ala Belanda yang dibuat dalam loyang-loyang besar dengan filling atau isian selai blueberry, apel, dan stroberi.

Sampai di Nusantara, Belanda kesulitan untuk menemukan blueberry, apel, dan stroberi yang tekstur kematangannya seperti di tanah Belanda.

Akhirnya, muncul ide untuk mengganti buah-buah tersebut dengan buah nanas yang banyak dijumpai di Indonesia.

Terpilihnya nanas juga lantaran buah ini memiliki cita rasa yang asam, manis, dan segar, sesuai dengan cita rasa apel maupun stroberi.

ilustrasi nastar berukuran sama. SHUTTERSTOCK/Wistiaman ilustrasi nastar berukuran sama.

Baca juga: Ragam Resep Kue Kering Kurma Sajian Lebaran

2. Kastengel, dulu sebagai pengganti mata uang

Sama halnya nastar, kastengel juga berasal dari Belanda. Di sana, kue ini disebut kaastengels, dari kata kaas yang berarti keju dan stengels yang berarti batangan.

Kue kering yang disebut juga kue keju batangan ini memiliki masa lalu yang cukup unik.

Tepatnya di kota Krabbedijke, kastengel dijadikan sebagai pengganti mata uang untuk transaksi barter dengan barang lain.

Komposisinya yang terbuat dari keju menjadikan kue kering ini sebagai makanan cukup bergengsi.

Adapun di Indonesia, kue cheese fingers ini biasa disajikan di rumah-rumah pejabat atau pegawai Belanda yang menikahi wanita pribumi.

Lewat itulah, kastengel masuk dan berakulturasi dengan kuliner lokal pada era kolonial Belanda.

Kue kastengel keju tepung sagu. DOK. ANJ GROUP Kue kastengel keju tepung sagu.

Baca juga: Sejarah Kastengel, Kue Kering Mahal yang Pernah Dijadikan Alat Barter

Putri salju, adaptasi dari Austria

Konon, kue putri salju merupakan adaptasi dari kue kering khas Austria, vanillekipferl, sebagaimana dilansir dari What to Cook Today.

Bentuk dan rasa vanillekipferl juga sama persis dengan putri salju, yakni bulan sabit dengan rasa vanila ditambah taburan gula halus dan sensasi dingin saat digigit.

Di Austria, kue ini menjadi ciri khas dan hidangan favorit selama perayaan Natal.

Sementara di Indonesia, nama putri salju diambil dari taburan gula halus berwarna putih yang menyelimuti seluruh permukaan kue. Gula halus tersebut, amat mirip dengan salju putih yang menghiasi tanah saat musim dingin.

(Sumber; Kompas.com/Inten Esti Pratiwi, Sherly Puspita | Editor: Inten Esti Pratiwi, Wahyu Adityo Prodjo)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Tren
Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Tren
5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

Tren
Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Tren
Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Tren
7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

Tren
Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Tren
6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

Tren
BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

Tren
Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Tren
Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

Tren
Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com