Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Latih Anak Puasa, Mulai Usia Berapa dan Bagaimana Caranya?

Kompas.com - 04/04/2022, 15:00 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Berpuasa Ramadhan menjadi kewajiban setiap umat Muslim dewasa atau sudah akil baligh dan memiliki fisik juga mental yang sehat.

Puasa bahkan menjadi rukum Islam yang ketiga setelah syahadat dan sholat.

Anak-anak tidak diwajibkan melakukan ibadah yang satu ini, tetapi orang tua perlu melatih anak berpuasa agar siap dan tidak kaget saat melakukannya.

Bagaimana cara melatih anak untuk berpuasa? Kapan latihan puasa bisa dimulai?

Baca juga: Ini Waktu dan Durasi Olahraga yang Tepat Saat Puasa Ramadhan

Kapan anak mulai diajari puasa?

Sebenarnya tidak ada patokan pasti kapan anak harus mulai diajari berpuasa.

Dikutip dari The Asian Parent, pada umumnya latihan berpuasa pada anak banyak dimulai pada rentang usia 4-6 tahun.

Jika mereka tampak belum siap atau kesulitan dalam mencoba, maka maklumilah.

Hal ini karena mereka sedang berlatih. Puasa bukan didesain untuk dikerjakan oleh anak usia mereka.

Usia 4-6 tahun juga bukan acuan baku, bisa saja anak baru bisa berlatih puasa ketika usianya 7, 8, atau yang lainnya.

Setiap anak berbeda. Itu yang perlu ditanamkan dalam diri orang tua.

Baca juga: Apakah Mencicipi Makanan Bisa Membatalkan Puasa? Ini Kata MUI

Cara mengajari anak berpuasa

Latihan puasa harus dilakukan secara perlahan. Ada prosesnya dan tidak bisa dalam sehari latihan langsung mahir berpuasa.

Berikut beberapa cara yang bisa Anda gunakan untuk mengajak anak berlatih puasa:

1. Jelaskan apa itu puasa

Sebelum meminta anak berpuasa, terlebih dahulu berikan penjelasan kepada mereka apa itu puasa, apa manfaatnya, mengapa kita harus berpuasa, dan sebagainya.

Ketika anak mengerti apa makna di balik puasa, mereka bisa merasa termotivasi untuk mencobanya.

Baca juga: Tips Olahraga Saat Puasa agar Tubuh Tidak Cepat Lemas

2. Berikan motivasi dan dukungan

Maksudnya, tidak ada salahnya Anda memberikan penghargaan atau hadiah kecil atas keberhasilan kecil yang anak Anda capai.

Misalnya, ketika ia kuat berpuasa dari pagi hingga siang hari, beri dia pujian dan semangat agar bisa meningkatkannya

Hal-hal semacam itu dapat membuat dia termotivasi.

3. Biarkan mereka beraktivitas

Duduk diam menjalankan puasa hanya akan membuat kita menunggu kapan dayangnya waktu berbuka puasa.

Tidak adanya kegiatan juga hanya akan membuat kita fokus pada rasa lapar dan haus yang dirasakan.

Jadi, berikan anak aktivitas seperti biasa, hingga tanpa disadari waktu berlalu jam demi jam dan tiba waktu beebuka puasa.

Baca juga: Daftar Makanan Buka Puasa yang Sehat dan yang Perlu Dihindari

4. Makan yang benar

Jangan lupa, ajarkan anak pola dan gaya makan yang benar ketika menjalani puasa.

Misalnya untuk tidak minum minuman yang dingin ketika sahur, karena itu akan membuat kita lebih mudah haus.

Atau, ajarkan untuk tidak terlaku banyak makan saat memulai buka puasa.

Makan berlebihan hanya akan membuat perut terasa tidak nyaman dan kita terganggu dalam menjalankan ibadah selanjutnya.

Dengan penerapan pola makan yang baik dan benar, munculnya kesan-kesan negatif terkait puasa pada benak anak bisa diminimalisasi.

Baca juga: Negara-negara dengan Waktu Puasa Tercepat dan Terlama di Dunia, Bagaimana Indonesia?

Hal yang dihindari saat latih anak berpuasa

Ketika melatih anak untuk berpuasa pastikan Anda tidak melakukan beberapa hal yang justru bisa kontraproduktif.

Bukannya semakin lancar menjalankan puasa, anak justru bisa enggan melanjutkan sesi latihan di kemudian hari.

Hal-hal tersebut, antara lain:

1. Memaksa

Orangtua hendaknya mengajak anak secara perlahan, memberi contoh atau pemahaman, serta arti penting puasa hingga akhirnya anak sukarela mempelajari dan mencoba melakukannya.

Jika anak belum bersedia, maka jangan paksakan kehendak Anda agar ia segera melakukannya.

Memaksakan kemauan seperti ini hanya akan membuat anak merasa tertekan dan tidak senang menjalani latihan ibadah ini.

Selain memaksa dalam konteks di atas, memaksakan anak untuk kuat berpuasa selama waktu tertentu, misalnya setengah hari, atau satu hari, itu juga tidak semestinya dilakukan.

Apabila anak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi atau kelelahan akibat menjalankan puasa, maka biarkan ia mengakhiri puasanya.

Jika orangtua memaksa anak untuk tetap melanjutkan puasa dalam kondisi seperti itu, dampaknya justru bisa membahayakan.

Baca juga: Apakah Marah dan Bertengkar Bisa Membatalkan Puasa? Ini Kata MUI

2. Membandingkan dengan anak lain

Kedua adalah jangan pernah membandingkan anak Anda dengan anak lain atau saudaranya.

Berlatih puasa adalah proses belajar, bukan pertandingan atau kompetisi di mana yang lebih cepat belajar adalah yang lebih baik.

3. Melakukan aktivitas fisik yang kuat

Ketika mengajak anak belajar berpuasa, jangan ajak atau biarkan anak melakukan aktifitas fisik yang menguras tenaga.

Misalnya berlarian, beraktivitas di bawah terik matahari, dan sebagainya.

Tapi, jangan lantas meminta mereka untuk duduk diam dan menunggu waktu berbuka.

Biarkan saja mereka terus beraktivitas melakukan kegiatan yang biasanya mereka lakukan.

Misalnya sekolah, menonton televisi, bermain games, dan sebagainya.

Melakukan kegiatan seperti ini cukup efektif untuk membunuh waktu dan mengalihkan fokus anak yang lapar atau haus menjadi ke kegiatan lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

Tren
Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Tren
8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

Tren
400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

Tren
Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Tren
'Whistleblower' Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

"Whistleblower" Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

Tren
9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

Tren
Vasektomi Gratis dan Dapat Uang Imbalan, Ini Penjelasan BKKBN

Vasektomi Gratis dan Dapat Uang Imbalan, Ini Penjelasan BKKBN

Tren
Pendaftaran CPNS 2024 Diundur hingga Juni 2024, Ini Alasan Kemenpan-RB

Pendaftaran CPNS 2024 Diundur hingga Juni 2024, Ini Alasan Kemenpan-RB

Tren
Profil Jajang Paliama, Mantan Pemain Timnas yang Meninggal karena Kecelakaan

Profil Jajang Paliama, Mantan Pemain Timnas yang Meninggal karena Kecelakaan

Tren
Dampak Badai Magnet Ekstrem di Indonesia, Sampai Kapan Terjadi?

Dampak Badai Magnet Ekstrem di Indonesia, Sampai Kapan Terjadi?

Tren
Dampak Badai Matahari 2024, Ada Aurora dan Gangguan Sinyal Kecil

Dampak Badai Matahari 2024, Ada Aurora dan Gangguan Sinyal Kecil

Tren
Penelitian Ungkap Lari Bisa Menyembuhkan Patah Hati, Berapa Durasinya?

Penelitian Ungkap Lari Bisa Menyembuhkan Patah Hati, Berapa Durasinya?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com