SEBAGAI seorang umat Nasrani, saya mengagumi Islam baik dalam hal agama, seni, budaya, sejarah dan tentu saja kearifan adi luhur yang terkandung di dalam ayat-ayat Al Quran serta kisah-kisah Hadits.
Maka di masa bulan suci Ramadhan, meski saya tidak menunaikan ibadah puasa saya selalu berusaha menghormati dan menghargai umat Islam yang sedang menunaikan ibadah puasa.
Adalah Gus Dur yang menyadarkan saya bahwa indah apabila umat bukan Islam seperti saya menghormati umat Islam yang menunaikan ibadah puasa.
Namun, menurut Gus Dur, masih ada yang lebih indah lagi, yaitu mereka yang menunaikan ibadah puasa juga menghormati dan menghargai mereka yang tidak menunaikan ibadah puasa.
Rasa kagum kemudian terharu menyelinap ke lubuk sanubari ketika saya menerima wejangan Gus Dur tentang kearifan adi luhur Islam.
Ternyata Islam konsisten dan konsekuen senantiasa bahkan niscaya meletakkan sikap dan perilaku toleransi jauh di atas egosentrisme dan egoisme personal mau pun kelompok yang memang kerap mengaburkan kesadaran atas betapa pada hakikatnya kepentingan bersama lebih penting ketimbang kepentingan pribadi.
Maka menghormati dan menghargai seyogianya bukan sepihak, namun ke dua belah pihak saling menghormati dan saling menghargai.
Islam menjunjung tinggi kearifan perilaku saling menghormati dan saling menghargai sebagai landasan utama bagi pilar-pilar kerukunan antarumat beragama.
Dengan bekal semangat saling menghormati dan saling menghargai, maka wajar apabila di masa kini bangsa Indonesia menjadi suri teladan kerukunan antarumat beragama bagi seluruh bangsa di planet bumi.
Selamat menunaikan ibadah puasa. MARHABAN YAA RAMADHAN.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.