Memaksakan kemauan seperti ini hanya akan membuat anak merasa tertekan dan tidak senang menjalani latihan ibadah ini.
Selain memaksa dalam konteks di atas, memaksakan anak untuk kuat berpuasa selama waktu tertentu, misalnya setengah hari, atau satu hari, itu juga tidak semestinya dilakukan.
Apabila anak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi atau kelelahan akibat menjalankan puasa, maka biarkan ia mengakhiri puasanya.
Jika orangtua memaksa anak untuk tetap melanjutkan puasa dalam kondisi seperti itu, dampaknya justru bisa membahayakan.
Baca juga: Apakah Marah dan Bertengkar Bisa Membatalkan Puasa? Ini Kata MUI
Kedua adalah jangan pernah membandingkan anak Anda dengan anak lain atau saudaranya.
Berlatih puasa adalah proses belajar, bukan pertandingan atau kompetisi di mana yang lebih cepat belajar adalah yang lebih baik.
Ketika mengajak anak belajar berpuasa, jangan ajak atau biarkan anak melakukan aktifitas fisik yang menguras tenaga.
Misalnya berlarian, beraktivitas di bawah terik matahari, dan sebagainya.
Tapi, jangan lantas meminta mereka untuk duduk diam dan menunggu waktu berbuka.
Biarkan saja mereka terus beraktivitas melakukan kegiatan yang biasanya mereka lakukan.
Misalnya sekolah, menonton televisi, bermain games, dan sebagainya.
Melakukan kegiatan seperti ini cukup efektif untuk membunuh waktu dan mengalihkan fokus anak yang lapar atau haus menjadi ke kegiatan lain.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.