Dilansir dari Kontan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan konsumsi Pertalite terus meningkat setiap tahunnya.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi bahkan menegaskan bahwa Pertalite menjadi produk BBM dengan tingkat konsumen tertinggi.
Data menunjukkan, konsumsi Pertalite pada 2021 hampir mencapai 80% di antara BBM jenis lainnya seperti Pertamax, Pertamax Turbo dan Premium.
Kenaikan angka konsumen Pertalite diperkirakan akan terus terjadi. Apalagi pasca kenaikan harga BBM jenis Pertamax yang semula Rp 9.500 menjadi Rp 12.500 sampai dengan 13.500.
Jika dibandingkan dengan harga Pertalite, harga Pertamax jauh lebih tinggi dengan selisih harga sekitar Rp 4.850-Rp 5.350 per liter.
Baca juga: Saat Erick Thohir Sebut Pertalite Disubsidi, tapi Tidak untuk Pertamax...
Perbedaan harga yang signifikan tersebut memicu terjadinya perpindahan konsumsi BBM dari Pertamax ke Pertalite.
Diberitakan sebelumnya, Direktur Center Of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira menjelaskan bahwa perbedaan harga tersebut akan mengakibatkan terjadinya perpindahan konsumen.
Konsumen Pertamax, terutama konsumen yang notabene berstatus kelas menengah ke bawah sangat mengkin akan berpindah membeli Pertalite.
"Kelas menengah yang biasa menggunakan Pertamax akan turun kelas ke Pertalite," ujar Bhima, dilansir dari Kompas.com.
Bhima mnegimbuhkan, migrasi tersebut selanjutnya bisa mengakibatkan terganggunya pasokan Pertalite yang berujung ke kelangkaan di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.