KOMPAS.com - Senior Manager Komunikasi dan Umum PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya, Ririn Rachmawardini mengatakan bahwa pihaknya memperpanjang program Nyaman Kompor Induksi yang awalnya sampai Maret 2022 kini diperpanjang sampai Desember 2022.
"Program Nyaman Kompor Induksi masih bisa dinikmati sampai dengan 31 Desember 2022 bagi seluruh pelanggan PLN," ujar Ririn, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (13/3/2022).
Program Nyaman Kompor Induksi merupakan bentuk dukungan PLN atas arahan Presiden Joko Widodo untuk menjaga ketahanan energi nasional, salah satunya melalui konversi penggunaan kompor LPG ke kompor induksi.
Dengan beralih ke kompor induksi, diharapkan bisa menekan impor LPG dan mendorong kemandirian energi.
Lalu, seperti apa program Nyaman Kompor Induksi dan bagaimana cara mengaksesnya?
Baca juga: Mengenal Apa Itu Kompor Induksi dan Kelebihannya
General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya Doddy B. Pangaribuan menyampaikan bahwa pelanggan cukup membayar Rp 150.000 untuk tambah daya mulai daya 2.200 VA sampai dengan 11.000 VA.
Biasanya, pelanggan harus mengeluarkan biaya sekitar Rp 1 juta sampai Rp 4 juta untuk tambah daya sampai 11.000 VA.
"Harga spesial ini murah sekali, khusus sebagai apresiasi untuk pelanggan-pelanggan yang ikut mendukung program konversi energi pemerintah dengan beralih ke kompor induksi,” ujar Doddy dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Minggu (13/3/2022).
Baca juga: Ini Kelebihan dan Kekurangan Kompor Induksi
Sementara itu, Ririn mengatakan, untuk menggunakan atau mengakses program ini, ada beberapa langkah sederhananya, yakni:
Di sisi lain, Ririn menjelaskan mengenai sejumlah kelebihan dari kompor induksi.
Pertama, aman karena terhindar dari bahaya kebocoran gas dan permukaan kompor tidak panas sehingga aman kalau terpegang.
Kedua, hemat dan efisien, karena sistem induksi yang memungkinkan pemanasan lebih merata akan membuat masakan lebih cepat matang.
Ketiga, praktis karena mudah dibersihkan, serta hemat tempat penyimpanan.
Pelanggan juga bisa menghitung perbandingan berbasis kalori, yakni 1 kg LPG setara dengan 7 kWh listrik.
"Harga keekonomian 1 kg LPG yaitu Rp 13.500 jelas lebih mahal daripada 7 kWh listrik yang biayanya sekitar Rp 10.250," ujar Ririn.
"Artinya harga keekonomian menggunakan LPG lebih mahal Rp 3.250 per kg dibandingkan dengan pemanfaatan listrik," imbuhnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.