Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Catatan Peristiwa Keracunan Gas Beracun di Dieng dari Tahun ke Tahun

Kompas.com - 13/03/2022, 12:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Insiden kebocoran gas terjadi di Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, pada Sabtu (12/3/2022).

Akibat insiden ini, seorang pekerja dinyatakan meninggal dunia lantaran menghirup gas beracun.

Sementara beberapa pekerja lainnya, hingga kini masih menjalani perawatan di rumah sakit.

Peristiwa keracunan gas di kawasan Dieng bukan kali ini saja terjadi. Tahun-tahun sebelumnya, peristiwa yang sama pernah terjadi dan bahkan hingga menimbulkan ratusan korban jiwa.

Gunung Dieng memiliki setidaknya 10 kawah yakni Sibanteng, Candradimuka, Sileri, Pagerkandang, Siglagah, Bitingan, Sikidang, Pakuwojo, Sinila, dan Timbang.

Dua kawah yang disebut terakhir, yakni Sinila dan Timbang, merupakan kawah Dieng yang paling aktif mengeluarkan gas beracun.

Berikut catatan keracunan gas yang pernah terjadi di Pegunungan Dieng:

Baca juga: Kronologi Kebocoran Gas Beracun di PLTP Geo Dipa Dieng

 

Semburan gas beracun pada 1928

Dilansir dari Kompas.com (3/6/2011), Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat, setidaknya terjadi 16 kali bencana kegunungapian sejak 1786.

Beberapa di antaranya, terjadi semburan gas beracun CO (karbon monoksida) pada 1928 di kawah Timbang.

Peristiwa tersebut mengakibatkan 39 korban meninggal.

Gas beracun pada 1939

Pada 1939, aktivitas di kawah Timbang kembali terjadi. Akibat semburan gas tersebut, sebanyak 10 korban jiwa melayang.

Baca juga: 4 Wisata Sekitar Kawah Sikidang Dieng, Ada Embun Upas di Candi Arjuna

Letusan dan gas beracun pada 20 Februari 1979

Letusan dan gas beracun di Pegunungan Dieng, tepatnya di kawah Sinila, terjadi pada 20 Februari 1979.

Peristiwa tersebut terjadi dini hari, diawali dengan serangkaian gempa dan suara dentuman keras gunung meletus.

Tak hanya itu, tragedi 43 tahun lalu itu juga dibarengi dengan udara yang terasa panas dan bau belerang yang menyesakkan napas.

Dilansir dari Kompas.com (20/2/2020), penduduk desa hendak berlari namun terkepung lahar hasil letusan gunung.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com