Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Rusia-Ukraina, Kenaikan Harga Pangan Global, dan Ancaman Kelaparan Dunia

Kompas.com - 11/03/2022, 19:31 WIB
Taufieq Renaldi Arfiansyah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Harga pangan di dunia mengalami kenaikan setelah Rusia melakukan invasi ke Ukraina.

Perang yang terjadi tersebut sangat berpengaruh terhadap distribusi bahan produksi pangan yang membuat rantai pasokan pangan mengalami gangguan.

Rusia dan Ukraina dikenal sebagai "keranjang roti Eropa" karena banyak memproduksi gandum, jagung, dan biji-bijian untuk bahan pembuatan sereal.

Kedua negara tersebut berperan dalam menghasilkan 29 persen gandum yang dijual di pasar dunia. Selain itu Ukraina adalah negara yang memproduksi 16 persen jagung di dunia.

Dengan adanya perang yang terjadi, dikhawatirkan harga pangan akan terus melonjak, karena belum diketahu kapan perang akan berakhir.

Baca juga: Kenapa Rusia dan Ukraina Perang?

Krisis pangan sebelumnya

Sebelum Rusia menginvasi Ukraina, harga pangan sudah mencapai titik tertingginya selama 10 tahun belakang.

Pada 25 Februari 2022, sehari setelah Rusia melakukan invasi secara penuh, harga gandum berjangka telah meningkat sebanyak 40 persen dan untuk jagung berjangka sebanyak 16 persen.

Perang yang terjadi juga akan membuat kenaikan harga biaya transportasi sehingga berkontribnusi terhadap kenaikan harga pangan.

Juru bicara senior Program Pangan Dunia PBB (WFP) Steve Taravella mengungkapkan bahwa konflik antara Rusia dan Ukraina akan menimbulkan kelaparan di dunia.

"Ini adalah satu lagi contoh konflik yang menimbulkan kelaparan di seluruh dunia, dan dunia tidak dapat mempertahankannya," kata Steve Taravella dilansir Voa, Minggu (6/3/2022).

Baca juga: Sejarah Konflik Rusia Vs Ukraina

Situasi di Ukraina

Orang-orang mencoba untuk mendapatkan kereta evakuasi di stasiun kereta Kota Dnipro pada Sabtu (5/3/2022). Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memperingatkan bahwa perang di Ukraina mungkin tidak akan segera berakhir dan bahwa AS dan sekutu Eropa harus mempertahankan tekanan keras pada Rusia sampai berakhir.EMRE CAYLAK Orang-orang mencoba untuk mendapatkan kereta evakuasi di stasiun kereta Kota Dnipro pada Sabtu (5/3/2022). Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memperingatkan bahwa perang di Ukraina mungkin tidak akan segera berakhir dan bahwa AS dan sekutu Eropa harus mempertahankan tekanan keras pada Rusia sampai berakhir.

Di Ukraina, pertempuran tampaknya tidak menghentikan pasokan makanan. Namun media melaporkan bahwa toko-toko mengalami kesulitan untuk tetap buka.

Jaringan supermarket terbesar di Ukraina Fozzy Group terus mengoperasikan sebagian tokonya minggu ini, bahkan di kota-kota yang menghadapi serangan langsung Rusia seperti Kyiv dan Kharkiv.

Namun, toko akan tutup tanpa pemberitahuan jika terdapat risiko buka yang terlalu besar.

Selain itu, pihak Kementerian Transformasi Digital dan seklompok gerai ritel telah membuat peta online yang dapat menunjukkan toko kelontong yang buka beserta jam operasionalnya.

Baca juga: Mengapa Respons Dunia terhadap Konflik Rusia-Ukraina dan Palestina-Israel Berbeda?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com