Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkatkan Perkembangan Otak, Ini Manfaat Mendongeng bagi Anak

Kompas.com - 11/03/2022, 10:30 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mendongeng cerita kepada bayi dan anak sejak lama dikenal sebagai salah satu kegiatan yang bermanfaat bagi tumbuh kembangnya.

Orangtua bisa memberikan dongeng atau kisah apa pun, mulai dari cerita fabel, sejarah, kisah teladan dari tokoh-tokoh agama, dan sebagainya.

Tidak melulu menggunakan media buku dongeng, mendongeng juga bisa dilakukan dengan media-media lain yang ada di sekitar kita.

Bahkan, kegiatan ini juga bisa dilakukan sekali pun hanya mengandalkan mulut untuk bercerita.

Apa saja manfaat mendongeng untuk anak?

Baca juga: Simak, Berikut Syarat dan Cara Membuat Kartu Identitas Anak

Manfaat mendongeng bagi anak

Dikutip dari Raising Children, ada sejumlah manfaat yang bisa didapatkan oleh anak dari kegiatan mendongeng, yakni:

1. Meningkatkan perkembangan otak dan imajinasi

Dari cerita yang dibawakan, seorang anak bisa mulai membayangkan atau mengimajinasikan kisah yang dibawakan orangtuanya.

Misalnya, tentang buaya yang dibodohi oleh kancil, ia bisa saja akan membayangkan kondisi hutan dengan banyak tumbuhan dan binatang, juga terdapat rawa tempat buaya berkumpul, dan sebagainya.

Meskipun cerita hanya disampaikan secara verbal, anak-anak akan mengimajinasikan visualnya dalam otak mereka sendiri.

2. Mengembangkan kemampuan bahasa

Dari cerita-cerita yang disampaikan dengan gaya dongeng, seorang anak akan banyak belajar, mulai dari intonasi, diksi, hingga bahasa.

Dari sini, anak akan belajar berkomunikasi, menyusun kalimat, dan lain sebagainya.

Mendongeng memang sudah terbukti dapat mengembangkan kemampuan literasi seseorang sejak dini.

3. Mengembangkan kemampuan emosi

Dari watak para tokoh dalam dongeng yang dibawakan, anak akan bisa merasakan emosi-emosi yang bervariasi.

Misalnya, senang jika ada tokoh yang berbagi makanan. Marah ketika ada tokoh yang berlaku curang, bangga, kecewa, dan sebagainya.

Baca juga: Apa Saja Ciri-ciri Fisik yang Diturunkan dari Orang Tua ke Anak?

3. Mempererat hubungan orangtua dan anak

Kegiatan mendongeng yang dilakukan oleh orangtua kepada anaknya, apalagi jika dilakukan secara rutin.

Hal ini tentu akan meningkatkan keterikatan atau kedekatan hubungan di antara mereka.

Anak akan merasa dekat dengan orangtuanya yang dianggap ada bagi mereka dan menawarkan beragam kisah baru yang menarik.

Orang tua juga sama, mereka memilii waktu khusus untuk berdekatan bersama sang anak dan mengetahui proses tumbuh kembangnya secara langsung.

Tak hanya itu, mendongeng juga bisa memantik rasa ingin tahu anak, memupuk rasa menghargai buku dan kisah, melatih fokus dan konsentrasi dan kemampuan sosial.

Selain itu, mendongeng melatih komunikasi, membantu anak memahami realitas dan fiktif, memperkenalkan nilai-nilai kehidupan, dan ragam pengetahuan.

Baca juga: 3 Rutinitas Pagi yang Menyehatkan Anak

Cara mendongeng

Sebagaimana dijelaskan di awal, mendongeng tidak harus menggunakan buku khusus dongeng.

Jika tidak memiliki buku dongeng, orang tua bisa menggunakan buku apa saja untuk bercerita, meskipun buku itu tidak memuat cerita yang tengah dibawakan.

Dari sini, anak sudah bisa belajar bagaimana cara memegang buku juga membalik setiap halamannya dengan cara melihat bagaimana orang tua melakukannya.

Boneka, mainan, atau benda lain yang ada di rumah juga bisa digunakan untuk kehiatan mendongeng.

Di sini, kreativitas orang tua memang diperlukan.

Baca juga: Bahayakah Kebiasaan Anak Menolak Sayuran? Ini Penjelasan Dokter

Waktu tepat mendongeng

Mendongeng sebenarnya bisa dilakukan kapan saja. Namun, ada waktu-waktu tertentu di mana dongeng itu bisa diserap dengan optimal oleh anak.

Waktu-waktu itu, misalnya saat menjelang tidur, mandi, buang air besar, di kendaraan, di tengah perjalanan, atau saat di ruang tunggu dokter.

Pada momen-momen itu, terdapat waktu kosong yang bisa dimanfaatkan orangtua untuk menyelipkan nilai juga cerita-cerita kepada anak melalui dongeng.

Untuk yang satu ini, orang tua dituntut untuk peka dan terus memerhatikan reaksi anak.

Berhentilah ketika anak sudah tidak bisa menikmati dongeng yang diberikan.

Misalnya, anak lebih fokus pada hal lain, seperti mainan, makanan, atau malah mengantuk.
Cobalah mendongeng di waktu yang lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com