Puncaknya pada 1983, produk Indomie kembali semakin digemari oleh masyarakat Indonesia dengan diluncurkannya varian Indomie Mi Goreng.
Produk tersebut telah merambah banyak negara termasuk Amerika Serikat, Australia, Inggris, Timur Tengah dan China.
Melansir Intisari, 11 November 2019, Indomie pertama kali dibuat oleh PT Sanmaru Food Manufacturing Co Ltd.
Namun, kemudian tahun 1984 perusahaan ini dibeli oleh PT Sarimi Asli Jaya yang memproduksi Sarimi.
Pernah kejadian di sini, mhsw dari RI "beradu mulut" dgn mshw dari Nigeria yg klaim bhw Indomie asalnya dr Nigeria.
Dimenangkan mhsw RI yg mengeluarkan jurus andalan, "okay, what does Indomie in your language mean? In my language = Indo means Indonesia, mie means noodle." ???? https://t.co/UwlFOXqoKS
— Terry Perdanawati (@tey_saja) March 6, 2022
Baca juga: Nunuk Nuraini, Peracik Bumbu Indomie, Meninggal Dunia
Selanjutnya tahun 1990, PT Indofood Sukses Makmur Tbk yang sebelumnya bernama PT Panganjaya Intikusuma mengakuisisi perusahaan tersebut sehingga Sarimi dan Indomie berada di bawah satu perusahaan.
Keberadaan PT Indofood tidak bisa terlepas dari sosok Sudono Salim atau Liem Sioe Liong.
Melansir dari Harian Kompas, Minggu (20/12/1992), Salim dengan Salim Groupnya menerapkan strategi bisnis yang terintegrasi.
Sedikitnya 90 persen pasar domestik mi instan saat itu dikuasai Salim Grup melalui produk Supermi, Sarimi, Super Cup, dan sebagainya.
Bahkan omzet penjualan hampir Rp 1 triliun pada tahun 1990.
Buka warung Indomie di hells kitchen nyc, kayanya cuma omar yang punya segila ini. Temen2 yang ada di new york bisa mampir kalo kangen sama warkop di Indonesia. pic.twitter.com/caIkGrXDhw
— Bismahakim (@biskims) March 4, 2022
Salim Group merupakan perusahaan yang dinakhodai Anthony Salim.
Kekayaan Anthoni Salim pun mencapai 5,5 miliar dollar AS atau Rp 82,5 triliun, menjadikannya sebagai orang terkaya keenam di Indonesia versi Forbes 2019.
Sementara mengutip Kontan (14/6/2021) dengan kepemilikan saham dan sejumlah perusahaan, bila dirupiahkan kekayaan Anthoni Salim melalui perusahaannya yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) ataupun kepemilikannya di saham non-afiliasi mencapai Rp 175,32 triliun.
Nilai tersebut membawa Grup Salim berada di posisi kedua setelah Grup Djarum dengan nilai kekayaan Rp 466,64 triliun.
Perusahaan keluarga ini bergerak di bidang makanan, perbankan, dan telekomunikasi.
Baca juga: Pencipta Varian Rasa Indomie Nunuk Nuraini Meninggal Dunia, Bagaimana Sejarah Indomie?