Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tersebar hingga 80 Negara, Ini Sejarah Indomie dan Kekayaan Pemiliknya

Produk mi instan Indomie tidak hanya merajai pasar domestik, namun juga merambah pasar global.

Dikutip dari GoodNewsfromIndonesia, Indomie memiliki 17 pabrik utama, dengan sebanyak 15 hingga 20 miliar bungkus Indomie diproduksi setiap tahunnya.

Tidak hanya di Indonesia, Indomie pun diekspor ke lebih dari 80 negara di seluruh dunia.

Pasar-pasar utama ekspor Indomie antara lain Australia, Hong Kong, Yordania, Arab Saudi, Amerika Serikat, Selandia Baru, Taiwan, Afrika dan negara-negara Eropa.

Sejarah Indomie

Melansir Kompas.com, Indomie pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat Indonesia di tahun 1969.

Saat itu banyak yang meragukan bahwa mi instan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pangan pokok.

Namun mi instan termasuk Indomie memiliki sejumlah kelebihan di antaranya harganya relatif terjangkau, mudah disajikan, dan awet.

Hal itu yang membuat Indomie berkembang pesat seiring dengan diterimanya mi instan di Indonesia.

Kemudian pada 1982, penjualan produk Indomie mengalami peningkatan yang sangat signifikan dengan diluncurkannya varian Indomie Kuah Rasa Kari Ayam.


Indomie goreng paling digemari

Puncaknya pada 1983, produk Indomie kembali semakin digemari oleh masyarakat Indonesia dengan diluncurkannya varian Indomie Mi Goreng.

Produk tersebut telah merambah banyak negara termasuk Amerika Serikat, Australia, Inggris, Timur Tengah dan China.

Melansir Intisari, 11 November 2019, Indomie pertama kali dibuat oleh PT Sanmaru Food Manufacturing Co Ltd.

Namun, kemudian tahun 1984 perusahaan ini dibeli oleh PT Sarimi Asli Jaya yang memproduksi Sarimi.

Indomie diakuisi Salim Group

Selanjutnya tahun 1990, PT Indofood Sukses Makmur Tbk yang sebelumnya bernama PT Panganjaya Intikusuma mengakuisisi perusahaan tersebut sehingga Sarimi dan Indomie berada di bawah satu perusahaan.

Keberadaan PT Indofood tidak bisa terlepas dari sosok Sudono Salim atau Liem Sioe Liong.

Melansir dari Harian Kompas, Minggu (20/12/1992), Salim dengan Salim Groupnya menerapkan strategi bisnis yang terintegrasi.

Sedikitnya 90 persen pasar domestik mi instan saat itu dikuasai Salim Grup melalui produk Supermi, Sarimi, Super Cup, dan sebagainya.

Bahkan omzet penjualan hampir Rp 1 triliun pada tahun 1990.

Kekayaan Anthoni Salim pun mencapai 5,5 miliar dollar AS atau Rp 82,5 triliun, menjadikannya sebagai orang terkaya keenam di Indonesia versi Forbes 2019.

Sementara mengutip Kontan (14/6/2021) dengan kepemilikan saham dan sejumlah perusahaan, bila dirupiahkan kekayaan Anthoni Salim melalui perusahaannya yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) ataupun kepemilikannya di saham non-afiliasi mencapai Rp 175,32 triliun.

Nilai tersebut membawa Grup Salim berada di posisi kedua setelah Grup Djarum dengan nilai kekayaan Rp 466,64 triliun.

Perusahaan keluarga ini bergerak di bidang makanan, perbankan, dan telekomunikasi.


Daftar kekayaan Grup Salim

Berikut data kepemilikan Grup Salim:

1. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) sebesar 80,53 persen

2. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) melalui First Pacific Investment Management Ltd, perusahaan yang didirikan Sudono Salim, sebesar 50,07 persen

3. PT Indomobil Multi Jasa tbk (IMJS) melalui PT Indomobil Sukses International Tbk (IMAS) sebesar 91,97 persen

4. PT Indomobil Sukses International Tbk (IMAS) melalui Gallant Venture Ltd dan PT Tritunggal Intipermata memiliki 67,7 persen

5. PT Indoritel Makmur International Tbk (DNET) melalui PT Megah Eraraharja dan Anthoni Salim sebesar 51,9 persen

6. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) melalui DNET sebesar 25,77 persen

7. PT PP London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP) melalui PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) sebesar 59,48 persen

8. SIMP melalui PT Indofood Agri Resources Ltd dan INDF sebesar 78,5 persen

9. PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) melalui DNET sebesar 35,84 persen

10. PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) melalui PT Metro Pacific Tollways Indonesia sebesar 74,65 persen

11. PT DCI Indonesia (DCII) melalui Anthoni Salim sebesar 11,12 persen

12. PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) melalui Anthoni Salim sebesar 9 persen

Anthoni Salim merupakan CEO dari Indofood, produsen Indomie yang menjadi pemimpin pasar mi instan di dunia.

Nilai penjualan perusahaan tersebut mencapai 5,1 miliar dollar AS.

Salim Group juga memiliki sekitar 41 persen saham perusahaan investasi di Hong Kong, First Pacific yang memiliki aset 20,9 miliar dollar AS di enam negara.

Saudara laki-laki Anthoni Salim, Andree Halim merupakan Wakil Presiden dari QAF, perusahaan pembuat roti di Singapura.

Sementara, saudara perempuannya, Mira merupakan pendiri dari distributor produk Indofood di China.

Selama krisis ekonomi tahun 1997 hingga 1998, Salim Group kehilangan Bank Central Asia (BCA) yang dijual ke keluarga Hartono, orang terkaya di Indonesia.

Nah, itulah sejarah Indomie dan kekayaan pemilik Indomie Anthony Salim yang termasuk dalam Salim Group. 

https://www.kompas.com/tren/read/2022/03/07/135750365/tersebar-hingga-80-negara-ini-sejarah-indomie-dan-kekayaan-pemiliknya

Terkini Lainnya

8 Tim yang Lolos Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024, Siapa Saja?

8 Tim yang Lolos Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024, Siapa Saja?

Tren
20 Ucapan dan Twibbon Hari Buruh 1 Mei 2024

20 Ucapan dan Twibbon Hari Buruh 1 Mei 2024

Tren
Wasit VAR Sivakorn Pu-Udom dan Kontroversinya di Piala Asia U23 2024

Wasit VAR Sivakorn Pu-Udom dan Kontroversinya di Piala Asia U23 2024

Tren
Penjelasan PVMBG soal Gunung Ruang Kembali Meletus, Bisa Picu Tsunami

Penjelasan PVMBG soal Gunung Ruang Kembali Meletus, Bisa Picu Tsunami

Tren
100 Gerai KFC Malaysia Tutup di Tengah Aksi Boikot Produk Pro-Israel

100 Gerai KFC Malaysia Tutup di Tengah Aksi Boikot Produk Pro-Israel

Tren
5 Korupsi SYL di Kementan: Biaya Sunatan Cucu, Beli Mobil untuk Anak, hingga Bayar Biduan

5 Korupsi SYL di Kementan: Biaya Sunatan Cucu, Beli Mobil untuk Anak, hingga Bayar Biduan

Tren
Apa Itu Identitas Kependudukan Digital (IKD)? Berikut Tujuan dan Manfaatnya

Apa Itu Identitas Kependudukan Digital (IKD)? Berikut Tujuan dan Manfaatnya

Tren
AstraZeneca Akui Ada Efek Samping Langka pada Vaksinnya, Ahli dan Kemenkes Buka Suara

AstraZeneca Akui Ada Efek Samping Langka pada Vaksinnya, Ahli dan Kemenkes Buka Suara

Tren
Studi: Mengurangi Asupan Kalori Diyakini Bikin Umur Lebih Panjang

Studi: Mengurangi Asupan Kalori Diyakini Bikin Umur Lebih Panjang

Tren
10 Rekomendasi Ras Anjing Ramah Anak, Cocok Jadi Peliharaan Keluarga

10 Rekomendasi Ras Anjing Ramah Anak, Cocok Jadi Peliharaan Keluarga

Tren
Terjadi Penusukan WNI di Korea Selatan, 1 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia

Terjadi Penusukan WNI di Korea Selatan, 1 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia

Tren
Ramai soal Kinerja Bea Cukai Dikeluhkan, Bisakah Dilaporkan?

Ramai soal Kinerja Bea Cukai Dikeluhkan, Bisakah Dilaporkan?

Tren
Viral, Video Perempuan Terjebak di Kolong Commuter Line Stasiun UI, Ini Kata KCI

Viral, Video Perempuan Terjebak di Kolong Commuter Line Stasiun UI, Ini Kata KCI

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Irak untuk Memperebutkan Peringkat Ketiga? Simak Jadwalnya

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Irak untuk Memperebutkan Peringkat Ketiga? Simak Jadwalnya

Tren
Kucing di China Nyalakan Kompor dan Picu Kebakaran, Dipaksa 'Kerja' untuk Bayar Kerugian

Kucing di China Nyalakan Kompor dan Picu Kebakaran, Dipaksa "Kerja" untuk Bayar Kerugian

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke