Jika hal ini ditangani tepat waktu, maka penyembuhan pasien dapat lebih baik dan masa perawatan lebih pendek.
"Penanganan SSJ dan NET di RS umumnya ditangani oleh tim yang tidak hanya dipegang oleh Sp.KK. atau Sp.DV. tapi juga bisa melibatkan Sp.PD atau Sp.A bahkan bersama dokter Sp.BP. untuk perawatan lukanya," ujar Oke.
"Pada kondisi luka pengelupasan kulit yang luas, pasien dirawat seperti pasien luka bakar," lanjut dia.
Baca juga: Mengenal Penyakit Jantung: Gejala, Faktor Risiko, dan Pencegahannya...
Terkait alergi obat, Oke mengatakan bahwa alergi obat tidak disebabkan, karena obat yang pertama kali diminum tapi obat yang sebelumnya pernah dikonsumsi secara rutin, seperti obat antibiotik, anti-nyeri, dan obat anti-kejang.
"Reaksi alergi tergantung dari reaksi yang berlangsung di dalam tubuh seseorang," ujar Oke.
Namun, jika reaksinya dalam bentuk kemerahan atau kaligata atau biduran biasanya reaksi alerginya berlangsung cepat, beberapa saat segera setelag minum obat.
Tetapi, reaksi bentuk lain membutuhkan waktu 12-48 jam bahkan lebih yang kemudian menimbulkan reaksi.
Untuk SJS, Oke mengatakan, tidak ada waktu yang pasti kapan gejala SJS akan muncul.
Menurutnya, rata-rata lebih dari 24 jam pasca-konsumsi obat.
"Pasien SSJ yang ditangani secara dini biasanya outcomenya baik rerata sembuh kurang dari 7 hari. Tapi kalau NET membutuhkan perawatan yang lebih lama dan risiko komplikasinya jg lebih besar," kata Oke.
Baca juga: Penyakit Ginjal, Apa Saja Ciri Awalnya?
Dikutip dari Mayo Clinic, (14/4/2020), penderita SJS biasanya mengalami reaksi, seperti flu, diikuti dengan ruam menyakitkan yang menyebar dan melepuh.
Sebelum ruam berkembang, pasien mungkin menunjukkan gejala awal Stevens-Johnson Syndrome, yakni:
Saat kondisi berkembang, tanda dan gejala lain termasuk:
Baca juga: Apa Saja Ciri-ciri Fisik yang Diturunkan dari Orang Tua ke Anak?
Sindrom Stevens Johnson adalah penyakit langka dan tidak terduga.
Dokter mungkin tidak dapat mengidentifikasi penyebab pastinya, tetapi biasanya kondisi ini dipicu oleh obat-obatan, infeksi, atau keduanya.
Penderita mungkin bereaksi terhadap obat saat ia menggunakannya atau hingga dua minggu setelah dirinya berhenti menggunakannya.
Obat-obatan yang dapat menyebabkan sindrom Stevens-Johnson meliputi:
Infeksi yang dapat menyebabkan sindrom Stevens Johnson, termasuk pneumonia dan HIV.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.