Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi Kuning, Ini Penyebab dan Cara Penanganannya

Kompas.com - 16/02/2022, 16:00 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

Jika bagian kulit yang ditekan meninggalkan warna kuning, tandanya bayi ada dalam gejala sedang.

Pada bayi yang sehat atau tidak kuning, jika kulit ditekan, maka tidak akan meninggalkan warna kuning.

Warna hanya akan menjadi sedikit lebih terang dan akan kembali ke warna normal dalam waktu sekejap.

Meskipun umum terjadi, tetapi jika bayi mengalami kondisi kuning, maka jangan menunda untuk menemui dokter:

Berikut ciri-cirinya:

  1. Kulit bayi menjadi lebih kuning
  2. Kulit di perut, lengan, atau kaki bayi terlihat kuning
  3. Bagian putih mata bayi terlihat kuning
  4. Bayi tampak lesu, sakit, dan sulit dibangunkan
  5. Berat badan bayi tidak bertambah atau menyusu dengan buruk
  6. Bayi menangis dengan nada tinggi
  7. Bayi mengalami tanda atau gejala lain yang mengkhawatirkan

Jika kondisi ini tidak segera mendapat penanganan, maka dapat menyebabkan terjadi komplikasi pada bayi.

Baca juga: Makanan untuk Bayi: Apa yang Boleh dan Tak Boleh Diberikan?

Penanganan bayi kuning

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk kembali memulihkan kondisi bayi yang kelebihan bilirubin atau kondisi kuning adalah dengan memberinya pencahayaan yang baik.

Bisa juga dengan menjemurnya di bawah sinar alami, yakni sinar matahari.

Jika bukan sinar matahari, dikutip dari Kids Health, bayi juga bisa diletakkan di ruangan khusus dengan pencahayaan buatan yang menunjang kondisinya. 

Ini disebut sebagai fototerapi dan kerap kali ditemui di rumah sakit-rumah sakit.

Bayi dibaringkan di bawah lampu dan dipaparkan secara langsung ke kulitnya.

Di sini, bayi hanya menggunakan pakaian yang minim atau tipis untuk memaksimalkan penyinaran.

Cahaya tersebut diketahui mampu mengubah bilirubin menjadi bentuk yang dapat dengan mudah keluar dari tubuh.

Baca juga: Masalah Kesehatan pada Bayi mulai dari Pilek hingga Diare dan Cara Mengatasinya

Hal lain, upaya terbaik yang juga bisa dilakukan adalah dengan memberinya makanan yang cukup, dalam hal ini ASI atau susu formula.

Berikan ASI 8-12 kali dalam satu hari selama beberapa hari pertama hidupnya, atau jika bayi meminum susu formula, maka dapat diberikan 30-60 mililiter susu setiap 2-3 jam selama sepekan.

Intinya, bayi harus mendapat cukup cairan, jika sampai kekurangan cairan atau dehidrasi, maka kadar bilirubin bisa terus meningkat.

Yang perlu diketahui, bayi akan mampu membuang kelebihan bilirubin-nya sendiri setelah 1-2 minggu, sehingga kondisi kuningnya akan segera berakhir.

Namun, jika penyebab kondisi kuning ini terkait dengan kelainan tertentu, maka penanganannya pun harus disesuaikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal 'Muncak' di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal "Muncak" di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Tren
Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Tren
Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Tren
Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tren
Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 14-15 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 14-15 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
NASA Tunjukkan Rasanya Masuk ke Dalam Lubang Hitam

NASA Tunjukkan Rasanya Masuk ke Dalam Lubang Hitam

Tren
Usai Ditekuk Arsenal, Atap Stadion Manchester United Jebol dan Air Membanjiri Lapangan

Usai Ditekuk Arsenal, Atap Stadion Manchester United Jebol dan Air Membanjiri Lapangan

Tren
Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Tren
Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Tren
4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

Tren
Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Tren
Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com