Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Gunung Kelud Meletus, Hujan Abu Lumpuhkan Jawa

Kompas.com - 13/02/2022, 08:45 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gunung Kelud di perbatasan Kediri-Blitar, Jawa Timur meletus pada 13 Februari 2014. Letusan Gunung Kelud yang terjadi malam hari itu bahkan terdengar hingga Yogyakarta.

Dilansir Harian Kompas, 14 Februari 2014, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana saat itu, Sutopo Purwo Nugroho, menjelaskan, erupsi Gunung Kelud terjadi pukul 22.50 WIB.

Menurut analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika abu dan pasir pada lapisan 1.500 meter terbawa ke arah timur laut. Sedangkan pada lapisan 5.000 meter ke arah barat laut serta pada ketinggian 9.000 meter ke arah barat.

Akibat peristiwa ini, empat orang meninggal dunia dan ratusan ribu orang mengungsi.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Gunung Kelud Meletus, Lumpuhkan Sejumlah Kota

Detik-detik letusan Gunung Kelud

Wisatawan mengunjungi Keraton Yogyakarta yang ditutup untuk umum akibat tebalnya abu vulkanik yang menyelimuti kawasan tersebut, Sabtu (15/2/2014). Letusan Gunung Kelud mengakibatkan lumpuhnya sektor pariwisata di berbagai wilayah yang terkena dampak.KOMPAS/WAWAN H PRABOWO Wisatawan mengunjungi Keraton Yogyakarta yang ditutup untuk umum akibat tebalnya abu vulkanik yang menyelimuti kawasan tersebut, Sabtu (15/2/2014). Letusan Gunung Kelud mengakibatkan lumpuhnya sektor pariwisata di berbagai wilayah yang terkena dampak.

Diberitakan Kompas.com, 13 Februari 2014, suara ledakannya sangat dahsyat, terdengar hingga di Kota Kediri yang berjarak 45 km dari kubah lava.

Saat itu beberapa daerah di sekitar gunung seperti di Kota Pare dilanda hujan kerikil. Itu berlangsung sejak pukul 23.30 WIB.

"Semula saya kira suara hujan besar saja, ternyata hujan kerikil. Kerikilnya besar-besar, ini warga kampung sudah mulai panik," kata salah satu warga Pare, Ajeng Pinto.

Menurutnya, hujan kerikil terjadi sangat lebat sehingga warga mulai khawatir kekuatan atap tidak bisa menahan.

Sementara itu, ribuan warga di lereng Kelud memadati jalan menuju tempat evakuasi. Mereka dari beberapa desa di Kecamatan Ngancar.

Baca juga: Gunung Anak Krakatau Meletus, Warga Diimbau Menjauh dari Radius 2 Km

Peningkatan status Gunung Kelud ke siaga

Suasana pembersihan abu vulkanik dari letusan Gunung Kelud di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, mulai dilakukan, Senin (17/2/2014). Candi tersebut masih ditutup sementara bagi pengunjung selama proses pembersihan.KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO Suasana pembersihan abu vulkanik dari letusan Gunung Kelud di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, mulai dilakukan, Senin (17/2/2014). Candi tersebut masih ditutup sementara bagi pengunjung selama proses pembersihan.

Dikutip dari Kompas.com, sebelumnya peningkatan aktivitas Gunung Kelud telah terdeteksi di akhir 2013, tapi situasi kembali tenang dan diumumkan adanya peningkatan status dari normal menjadi waspada sejak 2 Februari 2014.

Pada 10 Februari 2014, adanya peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Kelud membuat statusnya naik dari waspada ke siaga.

Tak berselang lama, tepatnya 13 Februari 2014, gunung itu meletus dengan tipe ledakan (eksplosif).

Letusan tersebut membuat hujan abu menyebar di beberapa wilayah seperti Kediri, Malang, Blitar, Surabaya, Ponorogo, Solo, Yogya, Boyolali, Magelang, Purworejo, Pacitan, hingga Temanggung.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Misteri Mayat Dalam Toren di Tangsel, Warga Mengaku Dengar Keributan

Misteri Mayat Dalam Toren di Tangsel, Warga Mengaku Dengar Keributan

Tren
China Blokir “Influencer” yang Hobi Pamer Harta, Tekan Materialisme di Kalangan Remaja

China Blokir “Influencer” yang Hobi Pamer Harta, Tekan Materialisme di Kalangan Remaja

Tren
Poin-poin Draft Revisi UU Polri yang Disorot, Tambah Masa Jabatan dan Wewenang

Poin-poin Draft Revisi UU Polri yang Disorot, Tambah Masa Jabatan dan Wewenang

Tren
Simulasi Hitungan Gaji Rp 2,5 Juta setelah Dipotong Iuran Wajib Termasuk Tapera

Simulasi Hitungan Gaji Rp 2,5 Juta setelah Dipotong Iuran Wajib Termasuk Tapera

Tren
Nilai Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024 di Atas Standar Belum Tentu Lolos, Apa Pertimbangan Lainnya?

Nilai Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024 di Atas Standar Belum Tentu Lolos, Apa Pertimbangan Lainnya?

Tren
Mulai 1 Juni, Dana Pembatalan Tiket KA Dikembalikan Maksimal 7 Hari

Mulai 1 Juni, Dana Pembatalan Tiket KA Dikembalikan Maksimal 7 Hari

Tren
Resmi, Tarik Tunai BCA Lewat EDC di Retail Akan Dikenakan Biaya Rp 4.000

Resmi, Tarik Tunai BCA Lewat EDC di Retail Akan Dikenakan Biaya Rp 4.000

Tren
Orang Terkaya Asia Kembali Gelar Pesta Prewedding Anaknya, Kini di Atas Kapal Pesiar Mewah

Orang Terkaya Asia Kembali Gelar Pesta Prewedding Anaknya, Kini di Atas Kapal Pesiar Mewah

Tren
Ngaku Khilaf Terima Uang Rp 40 M dari Proyek BTS 4G, Achsanul Qosasi: Baru Kali Ini

Ngaku Khilaf Terima Uang Rp 40 M dari Proyek BTS 4G, Achsanul Qosasi: Baru Kali Ini

Tren
Poin-poin Revisi UU TNI yang Tuai Sorotan

Poin-poin Revisi UU TNI yang Tuai Sorotan

Tren
Tak Lagi Menjadi Sebuah Planet, Berikut 6 Fakta Menarik tentang Pluto

Tak Lagi Menjadi Sebuah Planet, Berikut 6 Fakta Menarik tentang Pluto

Tren
Daftar 146 Negara yang Mengakui Palestina dari Masa ke Masa

Daftar 146 Negara yang Mengakui Palestina dari Masa ke Masa

Tren
Apa Itu Tapera, Manfaat, Besaran Potongan, dan Bisakah Dicairkan?

Apa Itu Tapera, Manfaat, Besaran Potongan, dan Bisakah Dicairkan?

Tren
Cara Memadankan NIK dan NPWP, Terakhir Juni 2024

Cara Memadankan NIK dan NPWP, Terakhir Juni 2024

Tren
Rekan Kerja Sebut Penangkapan Pegi Salah Sasaran, Ini Alasannya

Rekan Kerja Sebut Penangkapan Pegi Salah Sasaran, Ini Alasannya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com