Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisakah Terkena Omicron jika Sudah Pernah Terpapar Delta?

Kompas.com - 02/02/2022, 10:00 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

KOMPAS.com - Angka Covid-19 di Indonesia terus meningkat, menurut Kemenkes lonjakan angka ini disebabkan peningkatan testing dan tracing.

Hal ini seperti dikutip dari laman sehatnegeriku.kemenkes.go.id, Senin (31/01/2022). Dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, selaku juru bicara vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan membenarkan bahwa ada peningkatan positivity rate dalam seminggu terakhir. 

Per tanggal 30 Januari 2022, jumlah masyarakat yang dites adalah 5,75 per 1000 penduduk per minggu. Angka ini jauh di atas anjuran WHO, yakni 1 per 1000 penduduk per minggu.

Peningkatan kuota testing dan tracing dilakukan guna mencegah keterlambatan penanganan kasus mengingat varian Omicron memiliki tingkat persebaran yang lebih cepat.

Baca juga: Gejala Varian Omicron dan Kapan Harus Melakukan Tes Covid-19?

Masa inkubasi omicron

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin tak henti-hentinya meminta masyarakat untuk tak lengah mencermati gejala Omicron

Gejala Omicron sendiri relatif lebih ringan daripada varian Covid-19 sebelumnya. Gejala Omicron lebih serupa flu biasa, seperti demam, hidung berair, batuk, tenggorokan sakit dan sakit kepala.

Ilustrasi orang dewasa terinfeksi varian Omicronfreepik Ilustrasi orang dewasa terinfeksi varian Omicron
Berapa lamakah masa inkubasi Omicron?

Melansir dari ABC Net, Departemen Kesehatan Australia menyatakan bahwa masa inkubasi Covid-19 berkisar dari 1 hingga 14 hari semenjak terinfeksi, dengan gejala pertama muncul di hari ke-5 atau ke-6.

Penelitian soal masa inkubasi varian Omicron sendiri masih terus dilakukan, mengingat varian ini baru saja lahir di penghujung tahun lalu.

Penelitian yang dilansir oleh CDC Amerika Serikat pada 31 Desember 2021 menyatakan bahwa rata-rata gejala Omicron akan muncul di hari ke-3 semenjak tubuh terinfeksi virus. 

Ini berarti gejala yang ada lebih cepat muncul dibanding varian Covid-19 sebelumnya.

Penelitian lain yang dilakukan di Eropa juga menghasilkan kesimpulan yang sama, bahwa gejala Omicron rata-rata muncul di hari ke-3 semenjak seseorang terinfeksi Covid-19.

Baca juga: Cermati, Ini Gejala Omicron yang Sering Terlewatkan dari Pengamatan

Bisakah reinfeksi Covid-19?

Banyak pertanyaan yang muncul mengiringi merebaknya kasus Omicron. Salah satunya adalah pertanyaan mengenai kemungkinan reinfeksi dengan varian yang berbeda.

Para ilmuwan menyatakan bahwa kasus reinfeksi mungkin saja terjadi. Jika Anda sudah pernah terkena varian Covid-19 sebelum Omicron seperti varian Delta, maka Anda bisa kembali terkena Covid-19 varian Omicron.

Para peneliti dari Imperial College London bahkan menyatakan bahwa varian Omicron memiliki risiko reinfeksi 5.4 kali lebih tinggi daripada varian Delta.

Ini artinya, varian Omicron bisa menembus antibodi seseorang yang sudah terbentuk berkat infeksi varian Covid-19 sebelumnya.

Meski Omicron bergejala ringan dan memiliki risiko keparahan rendah, namun sebaiknya masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan dengan ketat agar angka penyebaran virus tak semakin tinggi.

Baca juga: Masker yang Tepat untuk Anak di Tengah Ancaman Omicron

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Tanggal 1 Mei Hari Libur Apa?

Tanggal 1 Mei Hari Libur Apa?

Tren
Sempat Diteriaki Warga tapi Tak Menggubris, Kakek Berusia 61 Tahun Tertabrak KA di Sragen

Sempat Diteriaki Warga tapi Tak Menggubris, Kakek Berusia 61 Tahun Tertabrak KA di Sragen

Tren
Perpanjang Pajak STNK Harus Bawa KTP Asli Pemilik Kendaraan, Bagaimana jika Sudah Meninggal?

Perpanjang Pajak STNK Harus Bawa KTP Asli Pemilik Kendaraan, Bagaimana jika Sudah Meninggal?

Tren
Air Kelapa Muda Vs Air Kelapa Tua Sehat Mana? Ini Beda dan Manfaatnya

Air Kelapa Muda Vs Air Kelapa Tua Sehat Mana? Ini Beda dan Manfaatnya

Tren
Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tren
3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

Tren
Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Ilmuwan Temukan Salah Satu Bintang Tertua di Alam Semesta, Terletak di Galaksi Tetangga

Ilmuwan Temukan Salah Satu Bintang Tertua di Alam Semesta, Terletak di Galaksi Tetangga

Tren
Korsel Akan Beri Insentif Rp 1 Miliar untuk Bayi yang Baru Lahir, Apa Alasannya?

Korsel Akan Beri Insentif Rp 1 Miliar untuk Bayi yang Baru Lahir, Apa Alasannya?

Tren
5 Air Rebusan untuk Atasi Jerawat, Salah Satunya Jahe dan Kunyit

5 Air Rebusan untuk Atasi Jerawat, Salah Satunya Jahe dan Kunyit

Tren
[POPULER TREN] Dampak La Nina bagi Indonesia | Beberapa Makanan Mengandung MIkroplastik

[POPULER TREN] Dampak La Nina bagi Indonesia | Beberapa Makanan Mengandung MIkroplastik

Tren
Benarkah Parkir Liar Bisa Dipidana 9 Tahun? Ini Penjelasan Ahli Hukum

Benarkah Parkir Liar Bisa Dipidana 9 Tahun? Ini Penjelasan Ahli Hukum

Tren
10 Makanan Kolesterol Tinggi yang Sebaiknya Dihindari

10 Makanan Kolesterol Tinggi yang Sebaiknya Dihindari

Tren
Vaksin Kanker Serviks Gratis Disebut Hanya untuk Perempuan Maksimal Usia 26 Tahun, Ini Kata Kemenkes

Vaksin Kanker Serviks Gratis Disebut Hanya untuk Perempuan Maksimal Usia 26 Tahun, Ini Kata Kemenkes

Tren
Abbosbek Fayzullaev, Pemain Uzbekistan yang Nilainya Rp 86,91 miliar

Abbosbek Fayzullaev, Pemain Uzbekistan yang Nilainya Rp 86,91 miliar

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com