Varian Omicron lebih mudah untuk dilacak dibandingkan dengan varian sebelumnya. Ini dikarenakan BA.1 telah kehilangan satu dari tiga gen target yang digunakan dalam tes PCR umum.
Sementara itu, subvarian Omicron BA.2 tidak kehilangan gen target yang sama seperti ‘induknya’. Inilah alasan mengapa subvarian BA.2 dijuluki dengan siluman.
Meski begitu, para ilmuwan tetap melakukan pemantauan yang sama seperti varian sebelumnya, termasuk Delta, yaitu dengan melacak jumlah genom virus yang dikirimkan ke database publik seperti GISAID.
Sama halnya dengan varian virus corona lain, BA.2 dapat dideteksi melalui alat tes PCR umum. Meskipun alat tersebut tidak dapat menunjukkan secara jelas varian mana yang menginfeksi.
Baca juga: Gejala Varian Omicron dan Kapan Harus Melakukan Tes Covid-19?
Beberapa laporan awal menunjukkan kemungkinan penularan BA.2 yang lebih massif dibanding BA.1.
Namun, hingga saat ini, belum ada bukti yang menunjukkan bahwa BA.2 lebih bisa menghindari perlindungan yang diberikan vaksin.
Berdasarkan data awal yang didapat, Pejabat Kesehatan Denmark memperkirakan bahwa BA.2 akan lebih menular daripada BA.1. Meski begitu, subvarian ini diprediksi tidak akan menimbulkan penyakit yang lebih parah.
Sementara itu, analisis awal pelacakan kontak yang dilakukan oleh Badan Keamanan Kesehatan Inggris (HSA) mulai dari 27 Desember 2021 hingga 11 Januari 2022 lalu, menunjukkan bahwa transmisi rumah tangga lebih tinggi di antara kontak orang yang terinfeksi BA.2, yakni sebanyak 13,4 persen berbanding dengan kasus Omicron lain yang sebanyak 10,3 persen.
Baca juga: Apa Itu Feng Shui? Ini Sejarah Feng Shui dan Penerapannya di Rumah