Corak arsitektur yang rumit dan bangunan berkubah menjadi bukti kemegahan Baghdad saat itu.
Baca juga: Sejarah Istanbul, Byzantium, dan Konstantinopel: Kota di Dua Benua
Baghdad mencapai puncak kemakmuran ekonomi dan kehidupan intelektual di bawah pemerintahan Harun Al-Rasyid (786-809 M) dan Al-Ma'mun (813-833 M).
Kejayaan Bagdad pada periode ini tercermin dalam cerita-cerita dalam Seribu Satu Malam dan dianggap sebagai kota terkaya di dunia.
Di masa Al-Ma'mun, Baghdad telah berkembang menjadi kota terbesar di dunia, hanya 50 tahun setelah dibangun dengan populasi sekitar lebih dari 1 juta.
Selain itu, Al-Ma'mun juga berperan penting dalam perkembangan intelektualitas Arab saat itu.
Baca juga: Ramai Dibicarakan, Berikut 5 Fakta Menarik soal Hagia Sophia
Di bawah perlindungan Ma'mun serta semangat keterbukaan terhadap agama dan budaya lain, banyak sarjana dari seluruh dunia tertarik pada Baghdad, tertarik oleh rasa optimisme dan kebebasan berekspresi.
Setiap minggu, para tamu diundang ke istana, minum anggur dan makan malam, kemudian mulai berdiskusi dengan khalifah tentang berbagai keilmuan, dari teologi hingga matematika.
Ia juga dikenal suka mengumpulkan buku-buku dunia dan menerjemahkannya ke dalam bahasa Arab. Baitul Hikmah, sebuah institusi keilmuan menjadi bukti betapa mekarnya intelektualitas saat itu.
Sejumlah ilmuwan Arab ternama yang lahir di era Al-Ma'mun di antaranya adalah Al-Kindi dan Al-Khawarizmi.
Baca juga: Sejarah Dubai, dari Daerah Nelayan Sederhana Menjadi Kota Megah
Sejak pertengahan abad ke-9, Dinasti Abbasiyah secara bertahap mulai melemah karena konflik internal.
Perang saudara antara dua putra Harun Ar-Rasyid mengakibatkan kehancuran sebagian besar Kota Baghdad. Invansi dan pendudukan asing membuat sebagian kota itu hancur.
Puncaknya, Hulaghu Khan menyerbu Baghdad, membunuh para khalifah, membantai ratusan ribu penduduk, dan membakar kota.
Pada 1508, Baghdad untuk sementara dimasukkan ke dalam kerajaan Persia (Iran) baru yang diciptakan oleh Syah Ismail I dari Dinasti Afavid.
Pada 1534 Kekaisaran Ottoman di bawah sultan Suleyman I mengambil kota itu, catat Britannica.
Baca juga: Melihat Dua Drone Canggih Turki, Pengubah Permainan di Suriah
Pada abad ke-19, pengaruh Eropa tumbuh di Bagdad dengan berdirinya ordo-ordo keagamaan Perancis dan meningkatnya perdagangan Eropa.