Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Hobi Begadang Menurun Secara Genetika? Ini Penjelasannya

Kompas.com - 25/01/2022, 20:30 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

KOMPAS.com - Orang yang hobi begadang biasa disebut dengan istilah night owl, mereka ini kebalikan dari orang-orang yang selalu rutin tidur awal sehingga bisa bangun pagi yang disebut dengan istilah early bird.

Para night owl ini begadang tanpa tujuan yang jelas. Hampir setiap malam mereka akan tidur larut, bahkan bisa dikatakan menjelang pagi, meski tidak ada keperluan atau kepentingan untuk terjaga sama sekali. 

Bagi para night owl, begadang sudah bisa dikatakan hobi karena dilakukan hampir setiap malam.

Jika para early bird butuh kopi bergelas-gelas untuk bisa terjaga mengerjakan tugas yang menumpuk, para night owl bisa tetap terjaga meski tanpa dibantu kafein setetes pun.

Apa penyebab orang hobi begadang? Apakah hobi begadang diturunkan secara genetika?

Baca juga: Tidur Ditemani Musik? Kenali Plus Minusnya

Mutasi genetika di balik ritme sirkadian

Para night owl ini bisa dikatakan memiliki gangguan ritme sirkadian yang disebut delayed sleep phased syndrome.

Melansir dari Very Well Health, gangguan ini serupa insomnia, di mana seseorang memiliki waktu tidur mundur dari waktu tidur ideal kebanyakan orang.

Dalam sebuah penelitian terbaru, didapatkan bahwa gangguan ini atau yang juga disebut gangguan night owl disorder, bisa dipengaruhi karena mutasi genetik yang membuat ritme sirkadian seseorang berubah.

Semua manusia memiliki ritme sirkadian, yaitu jam biologis yang membuat mereka terjaga dan tertidur.Unsplash/Katarzyna Kos Semua manusia memiliki ritme sirkadian, yaitu jam biologis yang membuat mereka terjaga dan tertidur.
Semua makhluk hidup sebagian besar memiliki ritme sirkadian, yaitu jam biologis tubuh yang akan menempatkan tubuh dalam waktu terjaga dan waktu tidur.

Jam biologis ini dikendalikan oleh protein yang diproduksi di siang hari. Ketika di malam hari, produksi protein ini akan berhenti dan bekerja seperti pedal rem, meminta tubuh untuk berhenti beraktivitas.

Nah dalam banyak studi dikatakan, mutasi genetika bisa menyebabkan ekor protein terganggu. Hal inilah yang membuat pedal rem terlambat bekerja dan membuat seseorang memiliki ritme sirkadian tertunda.

Baca juga: Hati-hati, Ini 5 Bahayanya Tidur Terlalu Lama

Sedangkan melansir dari Live Science, beberapa ilmuwan menyatakan bahwa mutasi genetika dalam gen yang dinamakan CRY1, adalah yang biasanya ada dalam tubuh seseorang yang memiliki gangguan night owl disorder.

Dalam satu keluarga, anggota keluarga yang membawa mutasi genetika ini akan mengalami perubahan ritme sirkadian, sehingga betah begadang.

Namun, ilmuwan juga menjelaskan bahwa tak hanya mutasi genetika yang bisa menyebabkan seseorang hobi begadang.

Seseorang yang memiliki tugas dan tanggung jawab bekerja di malam hari, mau tak mau akan mengembangkan kemampuan untuk terjaga di malam hari meski ia tak memiliki mutasi genetika CRY1.

Lantas apa yang bisa dilakukan oleh para night owl yang memiliki mutasi genetika di dalam tubuhnya ini?

Alina Patke. peneliti dari laboratorium genetik di Universitas Rockefeller, mengatakan bahwa night owl bisa mengatur ritme sirkadian dengan disiplin tidur malam di waktu yang sama dan bangun pagi di waktu yang sama pula setiap harinya.

Kemudian hindari paparan cahaya terang di malam hari baik cahaya dari televisi atau ponsel, dan berjemur sinar matahari di pagi hari agar ritme sirkadian terbentuk.

"Meski ada mutasi genetika dalam tubuh, namun ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar tubuh bisa menyesuaikan jam biologisnya seperti ritme sirkadian kebanyakan orang," pungkas Patke.

Baca juga: Masih Mengantuk Setelah Tidur 8 Jam? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Tren
Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Tren
Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Tren
Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Tren
Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids 5-6 Mei 2024, Bisakah Disaksikan di Indonesia?

Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids 5-6 Mei 2024, Bisakah Disaksikan di Indonesia?

Tren
Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Tren
7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

Tren
Buah dan Sayur yang Tidak Boleh Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah dan Sayur yang Tidak Boleh Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
Jadwal dan Live Streaming Pertandingan Semifinal Thomas dan Uber Cup 2024 Hari ini

Jadwal dan Live Streaming Pertandingan Semifinal Thomas dan Uber Cup 2024 Hari ini

Tren
Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Tren
Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D Saat Terpapar Sinar Matahari?

Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D Saat Terpapar Sinar Matahari?

Tren
Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com