KOMPAS.com - Ada masa ketika seorang anak tiba-tiba menunjukkan emosinya dengan berteriak, mengamuk, dan meronta-ronta.
Tangisannya seolah tak bisa dihentikan hanya dengan kata-kata penenang.
Inilah yang disebut sebagai tantrum.
Lantas, apa itu tantrum? Kapan usia terjadi tantrum? Bagaimana cara mengatasinya?
Baca juga: 7 Cara Menghadapi Tantrum pada Anak
Melansir Medeline Plus, 14 April 2021, tantrum adalah hal normal yang biasa terjadi pada anak-anak.
Ini merupakan ledakan emosi akibat mereka tidak bisa mendapatkan apa yang mereka butuhkan atau inginkan.
Tidak mendapatkan dalam hal ini dikarenakan mereka masih belum fasih berkomunikasi atau mengekspresikan keinginannya.
Keterbatasan kosakata kerap kali memicu tantrum terjadi, hingga emosi meledak-ledak.
Bayangkan, anak Anda menginginkan sesuatu, sangat ingin, tapi ia tidak bisa mendapatkannya, bahkan tidak bisa menyampaikan keinginannya kepada orang dewasa di dekatnya.
Baca juga: Bagaimana Cara Mengatasi Tantrum pada Anak? Ini Saran Ahli
Seperti disebutkan sebelumnya, tantrum terjadi akibat anak frustrasi tidak dapat mengekspresikan atau mengkomunikasikan keinginannya.
Usia terjadinya tantrum biasanya dimulai sejak 12-18 bulan.
Tantrun akan semakin menjadi ketika anak memasuki usia 2-3 tahun.
Namun, seiring kemampuan komunikasinya meningkat, tantrum perlahan mulai berkurang hingga usia 4 tahun.
Selebihnya, tantrum sudah begitu jarang ditemui.
Baca juga: Ini Durasi Tidur Anak dari Bayi hingga Usia 2 Tahun
Ketika anak Anda tengah mengalami tantrum, pastikan emosi Anda sebagai orang dewasa tetap terkontrol.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.