KOMPAS.com - Ada masa ketika seorang anak tiba-tiba menunjukkan emosinya dengan berteriak, mengamuk, dan meronta-ronta.
Tangisannya seolah tak bisa dihentikan hanya dengan kata-kata penenang.
Inilah yang disebut sebagai tantrum.
Lantas, apa itu tantrum? Kapan usia terjadi tantrum? Bagaimana cara mengatasinya?
Apa itu tantrum?
Melansir Medeline Plus, 14 April 2021, tantrum adalah hal normal yang biasa terjadi pada anak-anak.
Ini merupakan ledakan emosi akibat mereka tidak bisa mendapatkan apa yang mereka butuhkan atau inginkan.
Tidak mendapatkan dalam hal ini dikarenakan mereka masih belum fasih berkomunikasi atau mengekspresikan keinginannya.
Keterbatasan kosakata kerap kali memicu tantrum terjadi, hingga emosi meledak-ledak.
Bayangkan, anak Anda menginginkan sesuatu, sangat ingin, tapi ia tidak bisa mendapatkannya, bahkan tidak bisa menyampaikan keinginannya kepada orang dewasa di dekatnya.
Usia terjadinya tantrum
Seperti disebutkan sebelumnya, tantrum terjadi akibat anak frustrasi tidak dapat mengekspresikan atau mengkomunikasikan keinginannya.
Usia terjadinya tantrum biasanya dimulai sejak 12-18 bulan.
Tantrun akan semakin menjadi ketika anak memasuki usia 2-3 tahun.
Namun, seiring kemampuan komunikasinya meningkat, tantrum perlahan mulai berkurang hingga usia 4 tahun.
Selebihnya, tantrum sudah begitu jarang ditemui.
Bagaimana cara menghadapi tantrum?
Ketika anak Anda tengah mengalami tantrum, pastikan emosi Anda sebagai orang dewasa tetap terkontrol.
Tanamkan dalam diri bahwa tantrum adalah hal normal, bukan salah Anda sebagai orangtua, bukan juga anak yang nakal.
Berteriak atau memukul anak di tengah tantrumnya tak akan menyelesaikan masalah justru sebaliknya itu akan memperburuk kondisi.
Ciptakan suasana yang tenang, respons dan atmosfer yang mendamaikan, dan jangan sampai Anda melanggar ajaran yang selama ini ditanamkan kepada anak, misalnya untuk tidak marah-marah.
Jika anda ingin mempersingkat drama tantrum yang tengah berlangsung, tinggalkan anak di ruangannya, selama Anda dapat menjamin kondisinya aman.
Ketika ia marah-marah dan tidak ada yang menyaksikan, maka tantrum bisa selesai dalam watu yang lebih cepat.
Jika anak masih melanjutkan amarahnya, diamkan dan jangan beri reaksi apa pun hingga kondisi membaik.
Barulah, Anda bisa mengajaknya berdiskusi dan memberikan pilihan lain tanpa harus menuruti apa yang ia minta.
Apabila tantrum terjadi di luar rumah, misalnya di pusat perbelanjaan atau tempat umum lainnya, ajak dia ke tempat yang sepi, mungkin ke rest room, mobil, atau yang lainnya.
Pastikan dia ada di tempat yang aman hingga tantrum reda.
Cara mencegah tantrum
Untuk mencegah anak mengalami tantrum, pastikan dia sudah makan dan tidur cukup sesuai dengan jadwal kesehariannya.
Jika anak tidak terbiasa dengan tidur siang, pastikan Anda mengajaknya rehat sejenak di sela-sela aktivitas kesehariannya.
Jika keduanya telah dicoba, tetapi tantrum masih juga terjadi, coba lah beberapa tips mencegah tantrum berikut ini:
Namun ingat, ketika menawarkan pilihan, pastikan pilihan-pilihan itu nyata adanya dan bukan sesuatu yang mengada-ada.
https://www.kompas.com/tren/read/2022/01/24/090000265/apa-itu-tantrum-kapan-dan-bagaimana-cara-mengatasinya-