Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beredar SMS Hadiah Dana Bantuan Vaksinasi Rp 30 Juta, Kemenkes: Tidak Benar!

Kompas.com - 20/01/2022, 15:00 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beredar pesan SMS dari nomor tidak dikenal, menyebutkan penerima mendapatkan dana bantuan sebesar Rp 30 juta dari vaksinasi Covid-19 Indonesia.

"VAKSINASI COVID-19 Anda terpilih m-dapatkan dana bantuan 30 jt dari Vaksinasi Indonesia CODE (V41171)

Info https://wa.me/6282250399099," demikian tulis pesan tersebut.

Dalam pesan itu, terdapat link WhatsApp. Ketika dihubungi, akun tersebut menyampaikan sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi sebelum hadiah bisa dicairkan.

Persyaratan itu antara lain foto KK/KTP, bukti vaksinasi, dan kode vaksinasi yang ada di aplikasi Peduli Lindungi.

Dia pun menyertakan link PeduliLindungi https://pedulilindingi.id, tetapi link tersebut bukan link PeduliLindungi yang benar.

"Jika salah satu dari persyaratan diatas Tdk dapar dipenuhi, maka kami akan membatalkan hadiah tersebut," tulis pengirim.

Benarkah demikian? Berikut penjelasan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes):

Baca juga: Ketahui, Ini Efek Samping Vaksin Covid-19 Booster

Kemenkes: Tidak benar!

Terkait informasi tersebut, Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tirmizi membantah dengan tegas pihaknya menyelenggarakan hadiah terkait program vaksinasi Covid-19.

"Tidak benar ini," kata Nadia, saat dimintai konfirmasi Kompas.com, Kamis (20/1/2022).

Dia justru mengimbau, masyarakat untuk berhati-hati, karena penipuan itu bisa saja merupakan modus pencurian data pribadi.

"Hati hati pencurian data pribadi," ujar dia.

Nadia menekankan, Kemenkes tidak memiliki program hadiah terkait pelaksanaan vaksinasi Covid-19.

"Kita tidak pernah membuat (program vaksinasi berhadiah), informasi (terkait vaksinasi Covid-19) sebaiknya mengecek melalui informasi resmi bukan melalui pesan singkat," jelas  dia.

Jika pun ada vaksinasi berhadiah yang diselenggarakan di tengah masyarakat, sifatnya adalah sebagai ajakan agar masyarakat tertarik mengikuti vaksinasi.

Program vaksinasi berhadiah banyak dilakukan di awal-awal program vaksinasi berjalan, karena masih banyak masyarakat yang takut dan tidak bersedia divaksin.

"Iya, paling sembako atau motor (hadiahnya). Itu kebijakan lokal," pungkas Nadia.

Baca juga: Jika Vaksin 1 dan 2 Sinovac, Booster Pakai Apa? Ini Panduan Memilihnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Nuklir Bisa untuk Obati Kanker Tiroid, Apa Itu, Bagaimana Prosesnya?

Nuklir Bisa untuk Obati Kanker Tiroid, Apa Itu, Bagaimana Prosesnya?

Tren
Penjelasan UI soal UKT yang Mencapai Rp 161 Juta

Penjelasan UI soal UKT yang Mencapai Rp 161 Juta

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Setelah Makan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Setelah Makan?

Tren
Daftar Nama 11 Korban Meninggal Dunia Kecelakaan Bus di Subang

Daftar Nama 11 Korban Meninggal Dunia Kecelakaan Bus di Subang

Tren
Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Tren
Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Tren
Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Tren
Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com