KOMPAS.com - Vaksinasi dosis ketiga atau vaksin booster untuk masyarakat umum telah dimulai 12 Januari 2022.
Vaksinasi booster dilakukan serentak di Indonesia dengan target 21 juta sasaran untuk bulan Januari 2022.
Jika pada vaksinasi dosis ke-1 dan ke-2 menggunakan vaksin Sinovac atau CoronaVac, vaksin booster apa yang digunakan?
Baca juga: Ini 2 Cara Daftar Vaksinasi Covid-19 Booster
Diberitakan Kompas.com, 11 Januari 2022, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan penerima vaksin Sinovac dapat menggunakan vaksin Pfizer atau AstraZeneca untuk dosis ketiga.
Melansir laman Kemenkes, untuk sasaran dengan dosis primer Sinovac maka diberikan vaksin AstraZeneca separuh dosis (0,25 ml) atau vaksin Pfizer separuh dosis (0,15 ml).
Adapun yang disebut vaksinasi primer adalah vaksinasi dosis utama untuk memberikan imunitas atau kekebalan terhadap penyakit Covid-19 dalam jangka waktu tertentu.
Vaksinasi primer diberikan secara Homolog (jenis vaksin 1 dan 2 sama).
Sementara itu, vaksinasi booster adalah vaksinasi setelah seseorang mendapatkan vaksin primer dosis lengkap, bertujuan untuk mempertahankan tingkat kekebalan serta memperpanjang masa perlindungan.
Vaksin booster diberikan secara Homolog dan Heterolog.
Secara lengkap, berikut ini jenis vaksin booster untuk bulan Januari 2022 melansir Instagram @kemenkes_ri:
Baca juga: Cara Download Sertifikat Vaksin Booster di PeduliLindungi
Penyuntikan dilakukan secara intramuskular di lengan atas.
Penyuntikan half dose dilakukan dengan menggunakan jarum suntik sekali pakai 0,3 ml yang telah diberikan tanda ukuran dosis 0,15 ml dan 0,25 ml.
Bagi daerah yang belum menerima jarum suntik sekali pakai ini, maka dapat memanfaatkan yang tersedia.
Baca juga: Penjelasan Kemenkes soal Ada Tidaknya Sertifikat bagi Peserta Vaksin Booster
Budi mengatakan, rekomendasi kombinasi pemberian vaksin sudah sesuai dengan arahan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Selain itu, rekomendasi ini sudah disetujui oleh BPOM dan ITAGI (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization).
“Ini adalah kombinasi awal dari regime vaksin booster yang kita akan berikan berdasarkan ketersediaan vaksin yang ada dan juga hasil riset yang sudah disetujui BPOM dan ITAGI, yang nantinya bisa berkembang tergantung terhadap hasil riset yang baru dan ketersediaan vaksin yang ada,” ujar Budi.
Dia menjelaskan vaksin booster setengah dosis menunjukkan peningkatan level antibodi yang relatif sama atau lebih baik dari vaksin booster dosis penuh dan memberikan dampak KIPI yang lebih ringan.
"Hasil penelitian dari dalam dan luar negeri juga menunjukkan, bahwa vaksin booster setengah dosis menunjukkan peningkatan level antibodi yang relatif sama atau lebih baik dari vaksin booster dosis penuh dan memberikan dampak KIPI yang lebih ringan," papar Budi.
Sementara itu melansir laman resmi BPOM, 10 Januari 2022, berikut ini kombinasi vaksin booster serta jumlah peningkatan antibodi yang terbentuk berdasarkan data yang disampaikan BPOM: