Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Menyimpan dan Menyajikan ASI Perah

Kompas.com - 20/01/2022, 11:00 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Memerah dan menyimpan air susu ibu (ASI) dapat dilakukan bagi ibu menyusui yang mesti meninggalkan bayinya untuk bekerja di luar rumah.

Terlebih untuk mereka yang memiliki ASI berlebih, cara tersebut bisa menjadi cara agar ASI tidak terbuang sia-sia dan menghindari risiko ASI terlalu banyak, yang membuat anak tersedak atau pun payudara sakit.

Sementara bagi ibu bekerja, menyimpan ASI perah tentu dapat menjadi jalan agar buah hati tetap mendapatkan ASI eksklusif, meskipun ibunya pergi ke luar rumah dalam waktu yang cukup lama.

Lalu, bagaimana cara menyimpan ASI perah yang benar? Bagaimana cara menyajikannya?

Baca juga: Mengenal ASI: Kapan Diberikan, Kandungan, dan Manfaatnya untuk Bayi

Cara menyimpan ASI perah

ASI yang sudah diperah menggunakan tangan, alat pompa manual, maupun alat pompa elektrik, harus disimpan dengan baik dan benar, supaya kualitasnya terjaga.

Berikut cara menyimpan ASI perah yang baik menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat CDC:

  1. Simpan di kantong plastik khusus ASI atau botol kaca yang dapat ditutup dengan rapat.
  2. Jangan penuhi wadah dengan ASI, sisakan ruang sekitar 1 inchi, karena saat dibekukan ASI mungkin akan mengembang
  3. Lama ASI perah bertahan dan dapat digunakan akan berbeda tergantung lokasi penyimpanannya, yakni:
    • Suhu ruangan 4 jam
    • Kotak pendingin 24 jam
    • Kulkas 4 hari
    • Freezer 6-12 bulan.
    Khusus freezer, 6 bulan adalah waktu kondisi terbaik ASI. Selebihnya hingga 12 bulan adalah kondisi ASI masih dapat diberikan, meski sudah tidak dalam kondisi terbaik.
  4. Hindari menyimpan ASI di pintu kulkas untuk menghindari seringnya terjadi perubahan temperatur akibat pintu yang dibuka dan ditutup
  5. Labeli setiap wadah dengan tanggal pemerahan. Tujuannya untuk mengetahui kapan masa kedaluwarsa dari ASI yang ada di dalamnya
  6. Untuk memudahkan penggunaan, letakkan wadah berisi ASI perah terlama di bagian depan. ASI perah yang lebih baru di belakangnya. Prinsipnya adalah first in, first out.

Baca juga: Mengenal Manfaat dan Cara Menyimpan ASI agar Gizinya Tetap Terjaga

Cara menyajikan ASI perah untuk bayi

ASI perah yang disimpan biasanya memiliki suhu dingin bahkan beku, sehingga orang dewasa kerap menghangatkannya terlebih dahulu sebelum memberikan pada bayi.

Namun, ternyata ASI tidak harus diberikan dalam kondisi hangat, tapi bisa juga disajikan dalam keadaan dingin atau normal (suhu ruang).

Jika ingin menghangatkannya, berikut cara yang perlu dilakukan:

  1. Biarkan wadah ASI tetap tertutup
  2. Letakkan wadah itu dalam mangkok berisi air hangat, bukan panas, selama beberapa menit
  3. Periksa temperatur ASI sengan cara sederhana, misalnya diteteskan ke jari atau pergelangan tangan Anda, sebelum diberikan kepada bayi
  4. Jangan oanaskan ASI secara langsung, baik di kompor, maupun microwave
  5. Aduk ASI untuk menampurkan lemak yang mungkin terpisah selama proses penyimpanan
  6. Jika bayi tidak menghabiskan ASI hasil simpanan itu, maka dalam 2 jam pertama ASI masih dapat diberikan kembali, tapi jika lebih dari itu ASI sisa harus dibuang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Tren
Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Tren
Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Tren
Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Tren
Cerita Rombongan Siswa SD 'Study Tour' Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Cerita Rombongan Siswa SD "Study Tour" Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Tren
Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena 'Salah Asuhan', Ini Kata Ahli

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena "Salah Asuhan", Ini Kata Ahli

Tren
Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Tren
Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Tren
Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Tren
Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com