KOMPAS.com - Memerah dan menyimpan air susu ibu (ASI) dapat dilakukan bagi ibu menyusui yang mesti meninggalkan bayinya untuk bekerja di luar rumah.
Terlebih untuk mereka yang memiliki ASI berlebih, cara tersebut bisa menjadi cara agar ASI tidak terbuang sia-sia dan menghindari risiko ASI terlalu banyak, yang membuat anak tersedak atau pun payudara sakit.
Sementara bagi ibu bekerja, menyimpan ASI perah tentu dapat menjadi jalan agar buah hati tetap mendapatkan ASI eksklusif, meskipun ibunya pergi ke luar rumah dalam waktu yang cukup lama.
Lalu, bagaimana cara menyimpan ASI perah yang benar? Bagaimana cara menyajikannya?
Baca juga: Mengenal ASI: Kapan Diberikan, Kandungan, dan Manfaatnya untuk Bayi
ASI yang sudah diperah menggunakan tangan, alat pompa manual, maupun alat pompa elektrik, harus disimpan dengan baik dan benar, supaya kualitasnya terjaga.
Berikut cara menyimpan ASI perah yang baik menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat CDC:
- Simpan di kantong plastik khusus ASI atau botol kaca yang dapat ditutup dengan rapat.
- Jangan penuhi wadah dengan ASI, sisakan ruang sekitar 1 inchi, karena saat dibekukan ASI mungkin akan mengembang
- Lama ASI perah bertahan dan dapat digunakan akan berbeda tergantung lokasi penyimpanannya, yakni:
• Suhu ruangan 4 jam
• Kotak pendingin 24 jam
• Kulkas 4 hari
• Freezer 6-12 bulan.
Khusus freezer, 6 bulan adalah waktu kondisi terbaik ASI. Selebihnya hingga 12 bulan adalah kondisi ASI masih dapat diberikan, meski sudah tidak dalam kondisi terbaik.
- Hindari menyimpan ASI di pintu kulkas untuk menghindari seringnya terjadi perubahan temperatur akibat pintu yang dibuka dan ditutup
- Labeli setiap wadah dengan tanggal pemerahan. Tujuannya untuk mengetahui kapan masa kedaluwarsa dari ASI yang ada di dalamnya
- Untuk memudahkan penggunaan, letakkan wadah berisi ASI perah terlama di bagian depan. ASI perah yang lebih baru di belakangnya. Prinsipnya adalah first in, first out.
Baca juga: Mengenal Manfaat dan Cara Menyimpan ASI agar Gizinya Tetap Terjaga
ASI perah yang disimpan biasanya memiliki suhu dingin bahkan beku, sehingga orang dewasa kerap menghangatkannya terlebih dahulu sebelum memberikan pada bayi.
Namun, ternyata ASI tidak harus diberikan dalam kondisi hangat, tapi bisa juga disajikan dalam keadaan dingin atau normal (suhu ruang).
Jika ingin menghangatkannya, berikut cara yang perlu dilakukan:
- Biarkan wadah ASI tetap tertutup
- Letakkan wadah itu dalam mangkok berisi air hangat, bukan panas, selama beberapa menit
- Periksa temperatur ASI sengan cara sederhana, misalnya diteteskan ke jari atau pergelangan tangan Anda, sebelum diberikan kepada bayi
- Jangan oanaskan ASI secara langsung, baik di kompor, maupun microwave
- Aduk ASI untuk menampurkan lemak yang mungkin terpisah selama proses penyimpanan
- Jika bayi tidak menghabiskan ASI hasil simpanan itu, maka dalam 2 jam pertama ASI masih dapat diberikan kembali, tapi jika lebih dari itu ASI sisa harus dibuang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.