Sementara itu pemerhati budaya Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Drs Tundjung Wahadi Sutirto, M.Si mengatakan, fenomena boneka arwah di Indonesia bukanlah sesuatu yang baru.
Sebab menurut dia, masyarakat sejak lama memang sudah mempercayai boneka arwah.
Menurut Tundjung, keberadaan spirit doll dalam mitologi Jawa erat kaitannya dengan perkembangan animisme dan dinamisme.
Dalam berbagai khazanah dan pustaka sejarah, disebutkan bahwa sejak zaman Mesolitikum sudah muncul kepercayaan terhadap kekuatan roh.
Kemudian, hadirnya paham Hindu-Budha semakin kepercayaan terhadap roh yang sebelumnya sudah ada.
Menurut Tundjung, kepercayaan terhadap roh yang sebelumnya ada mendorong manusia untuk hidup dan membangun harmonisasi dengan entitas roh tersebut. Sehingga, dari hasil harmonisasi itulah yang melahirkan perilaku menghadirkan roh dalam visualisasi diri orang dan boneka atau benda bertuah.
"Dalam tradisi seni pertunjukkan, menghadirkan roh dalam penampilannya banyak dijumpai di Jawa seperti Jathilan, Sintren, Jaran Kepang, dan sebagainya," kata Tundjung dikutip Kompas.com dari laman resmi UNS, Senin (3/1/2021).
Tidak hanya pada masa Mesolitikum dan hadirnya Hindu-Budha di tanah air, tetapi kisah dalam dunia pewayangan juga memperkuat kepercayaan penjelmaan roh pada alam kehidupan duniawi.
"Misalnya, bagaimana kisah pewayangan tokoh Bambang Ekalaya yang menciptakan patung Durna sebagai visualisasi guru yang mahir mengajarkan memanah dan lebih unggul daripada Arjuna yang berguru kepada Durna secara biologis," jelasnya.
Selain itu, Tundjung menjelaskan, bahwa ada juga boneka arwah bernama Ca Lai Gong dalam kebudayaan Tiongkok yang dipercaya dapat menghadirkan arwah.
Baca juga: Psikolog Unpad Jelaskan Fenomena Adopsi Spirit Doll
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.