Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Bayi Selamat Setelah Berhari-hari Terimbun Abu Vulkanik Semeru

Kompas.com - 03/01/2022, 21:00 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

Saat itu, Sutopo mengatakan bahwa narasi itu tidak benar. Video tersebut berasal dari relawan yang menyelamatkan ibu dan bayi saat terjadi likuefaksi di Desa Jono Oge, hingga Desa Langaleso, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah pada 2018.

Berdasarkan penelusuran reverse image dari Google dan Yandex, video itu juga dikaitkan dengan fenomena likuefaksi di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

Sebelumnya, video serupa juga diunggah oleh akun YouTube ini pada 19 Oktober 2018. Berikut tangkapan layarnya:

Sebagai informasi, likuefaksi adalah fenomena hilangnya kekuatan lapisan tanah akibat beban getaran gempa.

Diberitakan Kompas.com, 9 Oktober 2018, saat gempa bumi bermagnitudo 7,4 mengguncang Sulawesi Tengah mengakibatkan fenomena likuefaksi yang terjadi di perbatasan Desa Lolu dan Jono Oge, luasnya mencapai 264,99 hektar.

Sementara, wilayah perbatasan Sidera dan Jono Oge yang terpapar likuefaksi mencapai 171,88 hektar.

Sehingga, bila diakumulasikan luas wilayah yang terdampak mencapai 436,87 hektar dengan jumlah bangunan terdampak mencapai 428 unit.

Kesimpulan

Video yang menyebut seorang bayi selamat setelah berhari-hari tertimbunan abu vulkanik Semeru adalah hoaks.

Itu adalah video saat terjadi likuefaksi di Desa Jono Oge Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah pada 2018.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com