Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
Saat itu, Sutopo mengatakan bahwa narasi itu tidak benar. Video tersebut berasal dari relawan yang menyelamatkan ibu dan bayi saat terjadi likuefaksi di Desa Jono Oge, hingga Desa Langaleso, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah pada 2018.
Tidak benar video yang mengabarkan "Korban Palu, Sudah 2 Minggu Terkubur Lumpur Masih Selamat" https://t.co/1ifVJYTa2W
— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_PN) October 18, 2018
Video tersebut diambil relawan yang menyelamatkan Ibu dan bayinya yang terseret likuifaksi di Jono Oge di Desa Langaleso pada 28/9/2018 malam setelah kejadian. pic.twitter.com/yHPpbCjqLk
Berdasarkan penelusuran reverse image dari Google dan Yandex, video itu juga dikaitkan dengan fenomena likuefaksi di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
Sebelumnya, video serupa juga diunggah oleh akun YouTube ini pada 19 Oktober 2018. Berikut tangkapan layarnya:
Sebagai informasi, likuefaksi adalah fenomena hilangnya kekuatan lapisan tanah akibat beban getaran gempa.
Diberitakan Kompas.com, 9 Oktober 2018, saat gempa bumi bermagnitudo 7,4 mengguncang Sulawesi Tengah mengakibatkan fenomena likuefaksi yang terjadi di perbatasan Desa Lolu dan Jono Oge, luasnya mencapai 264,99 hektar.
Sementara, wilayah perbatasan Sidera dan Jono Oge yang terpapar likuefaksi mencapai 171,88 hektar.
Sehingga, bila diakumulasikan luas wilayah yang terdampak mencapai 436,87 hektar dengan jumlah bangunan terdampak mencapai 428 unit.
Video yang menyebut seorang bayi selamat setelah berhari-hari tertimbunan abu vulkanik Semeru adalah hoaks.
Itu adalah video saat terjadi likuefaksi di Desa Jono Oge Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah pada 2018.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.