Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Bayi Selamat Setelah Berhari-hari Terimbun Abu Vulkanik Semeru

Kompas.com - 03/01/2022, 21:00 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Di media sosial Facebook, beredar video seorang bayi selamat setelah berhari-hari tertimbunan abu vulkanik Semeru.

Narasi dalam video itu menyebutkan bayi itu masih tetap sehat tanpa makan dan minum.

Dari klarifikasi yang dilakukan Tim Cek Fakta Kompas.com, video yang beredar itu tidak benar alias hoaks.

Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi (Plt Kapusdatin) dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan bahwa video itu salah konteks.

Video diambil ketika terjadi bencana likuefaksi di Desa Jono Oge, hingga Desa Langaleso, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah pada 2018.

Narasi yang beredar

Video tentang bayi selamat setelah berhari-hari tertimbunan abu vulkanik Semeru disebarkan oleh akun ini, ini, dan ini.

Video berdurasi 3 menit 57 detik itu menampilkan seorang balita yang tubuhnya dipenuhi lumpur. Beberapa warga mengerumuninya, kemudian membersihkan wajah dan tubuh balita itu dengan air.

Berikut narasi dalam unggahan tersebut:

Anak umur satu tahun tertimpah lahar panas letusan gunung semeru, berhari hari tapi masih tetap sehat padahal tanpa makan tanpa minum ,, smua kelurganya meninggal hanya 1 bayi ini yang selamat ,, Subkhanalloh.

Tangkapan layar video hoaks bayi selamat setelah berhari-hari tertimbunan abu vulkanik Semeru.Akun Facebook Tangkapan layar video hoaks bayi selamat setelah berhari-hari tertimbunan abu vulkanik Semeru.

Konfirmasi Kompas.com

Kompas.com menghubungi Plt Kapusdatin BNPB Abdul Muhari untuk mengetahui kebenaran video tersebut.

BNPB menyatakan bahwa narasi dalam video itu hoaks karena tidak sesuai dengan konteksnya.

Video tersebut tidak berkaitan dengan erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Sabtu (4/12/2021) lalu.

Menurut Muhari, video itu sempat disebar ulang dengan konteks yang salah pada bencana-bencana sebelumnya.

"Iya pasti hoaks. Karena sudah pernah diklarifikasi juga sebelumnya oleh almarhum Sutopo pada Oktober 2018," kata Abdul saat dihubungi, Senin (3/1/2022).

Sutopo yang dia maksud adalah mantan Pusdatinmas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho yang meninggal pada 7 Juli 2019.

Saat masih menjabat sebagai Pusdatinmas BNPB, Sutopo sempat mengklarifikasi video serupa terkait hoaks ibu dan bayi yang ditemukan selamat setelah 2 minggu terkubur lumpur, pada 19 Oktober 2018 melalui akun Twitternya.

Saat itu, Sutopo mengatakan bahwa narasi itu tidak benar. Video tersebut berasal dari relawan yang menyelamatkan ibu dan bayi saat terjadi likuefaksi di Desa Jono Oge, hingga Desa Langaleso, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah pada 2018.

Berdasarkan penelusuran reverse image dari Google dan Yandex, video itu juga dikaitkan dengan fenomena likuefaksi di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

Sebelumnya, video serupa juga diunggah oleh akun YouTube ini pada 19 Oktober 2018. Berikut tangkapan layarnya:

Tangkapan layar video bayi korban bencana likuefaksi di Desa Jono Oge Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah pada 2018.
akun YouTube Tangkapan layar video bayi korban bencana likuefaksi di Desa Jono Oge Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah pada 2018.

Sebagai informasi, likuefaksi adalah fenomena hilangnya kekuatan lapisan tanah akibat beban getaran gempa.

Diberitakan Kompas.com, 9 Oktober 2018, saat gempa bumi bermagnitudo 7,4 mengguncang Sulawesi Tengah mengakibatkan fenomena likuefaksi yang terjadi di perbatasan Desa Lolu dan Jono Oge, luasnya mencapai 264,99 hektar.

Sementara, wilayah perbatasan Sidera dan Jono Oge yang terpapar likuefaksi mencapai 171,88 hektar.

Sehingga, bila diakumulasikan luas wilayah yang terdampak mencapai 436,87 hektar dengan jumlah bangunan terdampak mencapai 428 unit.

Kesimpulan

Video yang menyebut seorang bayi selamat setelah berhari-hari tertimbunan abu vulkanik Semeru adalah hoaks.

Itu adalah video saat terjadi likuefaksi di Desa Jono Oge Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah pada 2018.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com