Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Monyet di India Ditangkap karena Bunuh 250 Anjing

Kompas.com - 21/12/2021, 11:32 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dua ekor monyet yang terlibat dalam pembunuhan 250 anjing di Beed, Maharashtra, India, ditangkap oleh polisi hutan.

Melansir The Hindustan Times, Minggu (19/12/2021), Sachin Kand, pejabat departemen kehutanaan Beed, mengatakan, monyet-monyet itu terlibat dalam aksi balas dendam terhadap para anjing.

"Dua monyet yang terlibat dalam pembunuhan anjing telah ditangkap oleh tim departemen kehutanan Nagpur di Beed," kata Sachin Kand.

"Kedua monyet tersebut sedang dipindahkan ke Nagpur untuk dilepaskan di hutan terdekat," ujar dia.

Baca juga: Fakta di Balik Emoji Monyet Menutup Mata, Bukan Sekedar Simbol Malu

Dijatuhkan dari ketinggian

Menurut sejumlah laporan, anjing-anjing itu dibunuh sebagai bentuk balas dendam karena beberapa waktu lalu beberapa ekor anjing membunuh seekor bayi monyet di desa Lavool.

Seorang warga desa Lavool mengatakan, para monyet membunuh anjing-anjing itu dengan cara membawa mereka ke tempat tinggi dan melemparkan mereka dari sana.

"Dalam dua-tiga bulan terakhir, ada sejumlah insiden di mana monyet yang berkeliaran di daerah ini menangkap anak-anak anjing dan membawa mereka ke tempat tinggi, lalu melemparkan mereka dari sana," kata warga desa itu.

"Sedikitnya 250 anjing telah dibunuh sejauh ini," lanjut dia.

Menyerang anak sekolah

Warga desa mulai meminta bantuan polisi hutan setempat setelah para monyet mulai menyerang anak-anak sekolah.

Awalnya, mereka mencoba menangkap sendiri monyet-monyet itu, tetapi gagal dan justru mengakibatkan sejumlah warga terluka.

Insiden ini menarik perhatian warganet, dan memunculkan trending topic di media sosial Twitter yang diberi tagar #MonkeyvsDog.

Berikut salah satu video rekaman CCTV yang merekam konflik antara monyet dan anjing:

Monyet dapat melakukan balas dendam

Melansir Insider, Sabtu (18/12/2021), tindakan monyet-monyet di India melakukan balas dendam terhadap anjing bukan hal yang mustahil terjadi.

Menurut sebuah studi, primata diketahui mampu melakukan balas dendam.

Hal tersebut diungkapkan asisten profesor di SUNY Buffalo, Stephanie Poindexter, yang penelitiannya berfokus pada ekologi perilaku primata.

"Dalam studi primata di penangkaran, dalam kelompok sosial di kebun binatang, kami telah melihat bahwa ketika individu diserang dengan cara tertentu, kemungkinan mereka menyerang individu yang terkait dengan agresor mereka lebih tinggi," kata Poindexter.

"Biasanya, ada preferensi untuk menyerang pihak ketiga yang terkait dengan agresor asli, dibandingkan dengan agresor yang sebenarnya," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

UPDATE Banjir Sumbar: 61 Orang Meninggal, Potensi Bencana Susulan Masih Ada

UPDATE Banjir Sumbar: 61 Orang Meninggal, Potensi Bencana Susulan Masih Ada

Tren
7 Sarapan Sehat untuk Usia 50 Tahun, Diyakini Bikin Panjang Umur

7 Sarapan Sehat untuk Usia 50 Tahun, Diyakini Bikin Panjang Umur

Tren
5 Update Kasus Pembunuhan Vina, Bareskrim Turun Tangan dan Dugaan Kejanggalan BAP

5 Update Kasus Pembunuhan Vina, Bareskrim Turun Tangan dan Dugaan Kejanggalan BAP

Tren
Pelaku Penyelundupan Orang Bermodus Iklan Lowker via TikTok Ditangkap di Surabaya, Ini Kronologinya

Pelaku Penyelundupan Orang Bermodus Iklan Lowker via TikTok Ditangkap di Surabaya, Ini Kronologinya

Tren
Apa yang Akan Terjadi Saat Berjalan Kaki 10.000 Langkah Per Hari Selama Sebulan?

Apa yang Akan Terjadi Saat Berjalan Kaki 10.000 Langkah Per Hari Selama Sebulan?

Tren
3 Manfaat Mengonsumsi Madu dan Teh Hijau, Baik bagi Penderita Diabetes

3 Manfaat Mengonsumsi Madu dan Teh Hijau, Baik bagi Penderita Diabetes

Tren
BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 18-19 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 18-19 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Wilayah Berpotensi Hujan Lebat 17-18 Mei 2024 | Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

[POPULER TREN] Wilayah Berpotensi Hujan Lebat 17-18 Mei 2024 | Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Tren
Kondisi Geografis Mahakam Ulu, Tetangga IKN yang Dikepung Sungai dan Kini Darurat Banjir

Kondisi Geografis Mahakam Ulu, Tetangga IKN yang Dikepung Sungai dan Kini Darurat Banjir

Tren
Pesona Air Terjun

Pesona Air Terjun

Tren
Update Banjir Mahakam Ulu, Ratusan Orang Masih Mengungsi

Update Banjir Mahakam Ulu, Ratusan Orang Masih Mengungsi

Tren
Ribka Sugiarto Mundur dari Pelatnas, Kekasih Ungkap Alasannya

Ribka Sugiarto Mundur dari Pelatnas, Kekasih Ungkap Alasannya

Tren
Ilmuwan Akhirnya Tahu Bagaimana Cara Orang Mesir Kuno Membangun Piramida

Ilmuwan Akhirnya Tahu Bagaimana Cara Orang Mesir Kuno Membangun Piramida

Tren
Ada Aturan Baru KRIS, Apakah Perawatan ICU Ditanggung BPJS Kesehatan?

Ada Aturan Baru KRIS, Apakah Perawatan ICU Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Jemaah Tolong Jemaah, Kisah Manis Persaudaraan di Madinah

Jemaah Tolong Jemaah, Kisah Manis Persaudaraan di Madinah

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com