Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Target Vaksinasi Covid-19 2022 dan Rencana Vaksin Booster

Kompas.com - 20/12/2021, 17:00 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah menargetkan vaksinasi Covid-19 kepada 208 juta jiwa penduduk selesai pada Maret 2022.

Vaksinasi ini baik untuk dosis pertama maupun dosis kedua.

Hal itu sebagaimana disampaikan Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi.

"Sesuai dengan target kita bahwa vaksinasi ini akan kita selesaikan paling lambat Maret 2022," kata Nadia, dalam dialog Resiliensi dan Optimisme Menuju 2022 yang disiarkan secara daring pada 3 Desember lalu.

Baca juga: Cakupan Vaksinasi di Sejumlah Daerah Masih Rendah, Ini Alasannya

Target vaksinasi 2022

Target yang ditetapkan Indonesia ini lebih tinggi dari yang ditargetkan Badan Kesehatan Dunia (WHO), yakni minimal 70 persen vaksinasi lengkap pada pertengahan 2022.

Untuk itu, Nadia menyebut di 2022 pemerintah akan fokus menyelesaikan vaksinasi pada orang-orang yang sudah menjadi target, tetapi belum mendapat vaksin atau belum mendapat vaksin dosis kedua.

"Terkait vaksinasi (tahun 2022) kita masih akan prioritas pada kelompok yang belum mendapatkan dosis 1 dan dua yang saat ini belum selesai," ujar Nadia, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (19/12/2021).

Menilik data di Dashboard Vaksinasi Kemenkes yang diperbarui Minggu (19/12/2021) pukul 18.00 WIB, berikut ini capaian vaksinasi Covid-19 Indonesia:

Total target vaksinasi sebanyak 208.265.720 jiwa. Dosis 1 telah mencapai 151.607.495 dosis atau 72,8 persen. Sementara dosis 2 mencapai 107.077.143 dosis atau 51,41 persen.

Baca juga: Vaksin Covid-19 Booster, Gratis atau Berbayar?

Vaksinasi Booster

Pemerintah juga sedang merencanakan vaksinasi booster kepada masyarakat di 2022.

Rencananya, vaksinasi booster akan segera dimulai di awal tahun.

Namun, Nadia menyebut, berdasarkan rekomendasi WHO vaksin dosis ketiga itu akan difokuskan pada kelompok-kelompok masyarakat yang dinilai rentan, seperti tenaga kesehatan, orang lanjut usia, dan pengidap kelainan imun.

"Di luar itu (kelompok rentan), WHO meminta untuk tidak membuka vaksinasi booster, karena masih banyak negara yang belum bisa mendapatkan akses vaksin," jelas Nadia..

Meski demikian, apabila pasokan vaksin Tanah Air mencukupi bukan tidak mungkin maayarakat umum di luan kelompok rentan bisa mendapatkan vaksin booster.

"Kita juga sambil menunggu perkembangan dari rekomendasi WHO untuk pemberian vaksin kepada non kelompok rentan," ujar Nadia.

Rencana pemberian vaksin penguat ini akan dilakukan dalam 2 skenario, yakni mandiri dan gratis.

Vaksinasi gratis diperuntukkan bagi masyarakat yang masuk dalam Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan kelompok lansia.

Baca juga: Vaksin Covid-19 Booster, Gratis atau Berbayar?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

Tren
Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Tren
6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

Tren
BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

Tren
Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Tren
Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

Tren
Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Tren
8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

Tren
400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

Tren
Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Tren
'Whistleblower' Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

"Whistleblower" Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

Tren
9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com