Pada 14-15 November 2008, Presiden AS mengundang pemimpin negara-negara G20 dalam KTT G20 pertama.
Pada kesempatan itu, para pemimpin negara melakukan koordinasi respon global terhadap dampak krisis keuangan yang terjadi di AS saat itu dan sepakat untuk melakukan pertemuan lanjutan.
Untuk mempersiapkan KTT setiap tahun, para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 melakukan beberapa kali pertemuan dalam setahun.
G20 tidak memiliki Sekretariat permanen. Dalam proses dan sistem kerjanya, G20 memiliki tuan rumah (Presidensi) yang ditetapkan secara konsensus pada KTT berdasarkan sistem rotasi kawasan dan berganti setiap tahunnya.
Forum G20 membahas dua arus isu yakni Finance Track dan Sherpa Track.
Fokus isu yang dibahas pada arus ini adalah ekonomi dan keuangan, seperti :
Pembahasannya dilakukan oleh Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral masing-masing negara anggota.
Fokus isu yang dibahas pada arus ini lebih luas seperti:
Pembahasannya dilakukan oleh kementerian terkait pada tingkat menteri masing-masing negara anggota.
Sebelum dibahas pada tingkat menteri, isu-isu Finance Track dan Sherpa Track akan dibahas secara detail dan teknis pada tingkat Working Group (WG).
Rangkaian pertemuan G20 dalam setiap presidensi normalnya mencakup 3-4 pertemuan tingkat working group (WG), 3-4 pertemuan tingkat deputi, 2-4 pertemuan tingkat Menteri dan diakhiri dengan KTT yang dihadiri oleh Kepala Negara anggota G20.
Masing-masing jalur di atas berjalan secara paralel. Tahapannya dimulai dari tingkat teknis (WG) kemudian dieskalasi ke tingkat deputi untuk mendapat konsep kesepakatan (communique) dan menyusutkan isu-isu untuk dibahas pada tingkat menteri.
Dengan siklus tersebut, forum G20 akan menghasilkan kesepakatan final terhadap isu-isu prioritas pada momen KTT sebagai penghujung rangkaian kegiatan.
Presidensi G20 tahun 2022 merupakan yang pertama bagi Indonesia.
Sebelumnya, Indonesia telah bergabung menjadi anggota G20 sejak forum internasional tersebut dibentuk pada 1999.