Saya kagum terhadap makna kearifan terkandung di dalam kalimat "berbahagialah mereka yang percaya sekali pun tidak melihat".
Kalimat tersebut menghibur mereka yang kebetulan tidak bisa melihat sebab tunanetra atau kebetulan sedang tidak berada di lokasi peristiwa terjadi.
Meski saya bukan umat Nasrani yang saleh sebab tidak rajin ke gereja namun saya percaya sepenuhnya kepada ajaran kasih sayang Yesus terutama yang tersirat pada ajaran jangan menghakimi; siapa tak berdosa lempar batu pertama; kisah anak yang hilang; kisah Yesus bertamu ke rumah Zakeus; serta berbahagialah mereka yang percaya meski tidak melihat tadi itu.
Namun saya tidak percaya pada tulisan para murid Yesus yang tidak sesuai dengan ajaran kasih sayang Yesus seperti kisah Yesus mengusir roh jahat lalu dimasukkan ke tubuh segerombolan babi yang kemudian terguling-guling masuk ke dalam danau atau kisah Yesus mengutuk pohon ara tak berdaun di musim kemarau.
Menurut pendapat saya, Tomas merupakan personifikasi semangat ilmu pengetahuan dan teknologi sejati yaitu tidak percaya sebelum memperoleh bukti kebenaran yang dipercaya.
Namun, dalam percaya bahwa Yang Maha Kuasa ada, saya tidak butuh pembuktian sama halnya saya percaya pada kesepakatan para saintis bahwa kecepatan cahaya 299.792.458 meter per detik tanpa perlu pembuktian mengenai kebenarannya.
Akibat tidak mampu membuktikan benar-tidaknya, maka saya juga terpaksa percaya saja terhadap apa yang disebut sebagai black hole yang tidak dipercaya oleh Albert Einstein namun digubah oleh Stephen Hawking.
Meski berbagai pihak terutama kaum ateis menyatakan Yesus tokoh fiktif namun saya tetap percaya atas kebenaran makna ajaran kasih sayang Yesus yang dikisahkan oleh para muridnya di Perjanjian Baru sebagai bagian kedua setelah Perjanjian Lama di Alkitab sebagai Kitab Suci Nasrani.
Untuk percaya ajaran kasih sayang Yesus, mohon dimaafkan oleh para saintis yang ateis bahwa memang saya tidak perlu bukti. Halleluya! (Maaf jika penulisan kata ini keliru)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.