Bahaya merkuri sudah lama diketahui manusia, sehingga berbagai upaya dilakukan untuk mengurangi paparan merkuri.
Cara paling cepat mengetahui kontaminasi merkuri pada manusia adalah dengan mengetes ujung rambutnya.
Mengutip Harian Kompas, 3 Desember 1986, Profesor Shem O. Wandiga dan Isaac J. Ogangu dari Departemen Kimia Universitas Nairobi melakukan tes terhadap ujung rambut beberapa orang di Kenya, Afrika.
Mereka menemukan fakta kandungan merkuri. Rupanya merkuri tersebut berasal dari pemakaian krim pemutih.
Akhirnya dilakukan tes pada produk kosmetik tersebut dan ditemukan adanya kandungan merkuri sebanyak 4,92 ppm.
Temuan tersebut mengingatkan kembali tentang tragedi di Minamata. Akhirnya, pemerintah segera merancang ulang regulasi kosmetik dan produk bermerkuri.
Kewaspadaan serupa juga dilakukan oleh berbagai negara, termasuk Indonesia.
Merkuri sebenarnya sudah sejak lama dinyatakan sebagai bahan yang berbahaya untuk dijadikan kandungan kosmetik. Sayangnya, merkuri terus diminati karena kesalahan persepsi mengenai kulit yang cantik.
(Sumber: Kompas.com/Ariska Puspita Anggraini, Nadia Faradiba, Sekar Langit Nariswari | Editor : Wisnubrata, Nabilla Tashandra)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.