Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut Sebut PCR Bisa Diwajibkan Kembali untuk Syarat Perjalanan

Kompas.com - 10/11/2021, 09:30 WIB
Retia Kartika Dewi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

Cukup tes antigen

Di sisi lain, epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan bahwa hal yang perlu diketahui dalam pemilihan strategi testing khususnya dalam negeri itu harus merujuk pada strategi kesehatan masyarakat.

Hal ini tentu berbeda dengan strategi klinis di rumah sakit untuk mendeteksi virus.

"Kalau di rumah sakit untuk fasilitas isolasi/karantina harus konfirmasi dengan RT-PCR, itu hal yang umum," ujar Dicky saat dihubungi terpisah oleh Kompas.com, Selasa (9/11/2021).

Sementara untuk kepentingan masyarakat, menurut Dicky yang terpenting tes dapat untuk mendeteksi penularan dan hasilnya cepat. 

Karena itu menurutnya strategi yang dipilih harus efektif, mudah, dan cepat untuk masyarakat.

Kemudian, karena bakal digunakan oleh masyarakat di mana dilakukan secara massal, pemerintah harus memperhatikan dari segi harga dan keakuratan alat kesehatan itu.

Karena akan digunakan secara masif, ada baiknya mencari yang efektif dan murah.

Diketahui, biaya testing menggunakan RT-PCR paling tinggi seharga Rp 495.000, sedangkan untuk biaya testing antigen paling tinggi Rp 99.000 untuk Jawa-Bali dan Rp 109.000 untuk luar Jawa-Bali.

Akurasi tes antigen

Dicky menambahkan, menurut riset terakhir di University of College London pada Oktober 2021, bahwa rapid test antigen sangat berguna bagi sarana atau tools kesehatan bagi public health untuk memutus potensi transmisi virus.

"Orang yang memiliki hasil positif dari rapid tes antigen dipercaya harus tidak boleh ke mana-mana harus diisolasi," ujar Dicky.

Antigen menurut dia juga efektif sebagai alat tes untuk misalnya orang masuk event besar, musik, olahraga, dan juga perjalanan. 

Kemudian, hasil riset juga menyebutkan, rapid tes antigen memiliki keakuratan sebesar 80 persen efektif mendeteksi setiap level Covid-19 dari awal.

Bahkan akurasinya meningkat hingga 90 persen dalam mendeteksi Covid-19 pada orang yang infeksius.

Baca juga: Apakah Peserta SKB CPNS Wajib Bawa Hasil Tes PCR/Antigen? Ini Kata BKN

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

Tren
NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com