Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) negara-negara yang tergabung dalam kelompok G20 atau Group of Twenty telah dilaksanakan di Roma, Italia, sejak 30-31 Oktober lalu.
Indonesia menjadi salah satu negara anggota kelompok negara dengan perekonomian besar itu. Oleh karenanya, Presiden Joko Widodo didampingi beberapa menteri kabinet terbang ke Italia untuk menghadiri pertemuan tersebut.
Berikut ini adalah sejumlah hal yang terjadi di KTT G20 terkait dengan Indonesia:
Dalam pidato di sesi pertama ini, Jokowi mengajak seluruh pemimpin negara untuk mempersiapkan arsitektur kesehatan global untuk meningkatkan ketahanan terhadap pandemi dan guncangan lain di masa depan.
Untuk mewujudkannya, Jokowi menyebut ada 3 hal yang harus diperhatikan.
Pertama adalah penyusunan mekanisme sumber daya kesehatan global. Ini meliputi dana, vaksin, obat, alat kesehatan, hingga tenaga kesehatan.
Kedua adalah setiap pemimpin negara menyusun standar protokol kesehatan global.
Terakhir, G20 diharapkan menjadi bagian penting dari solusi mengatasi kesenjangan vaksin, obat, dan peralatan medis esensial.
Di bidang ekonomi, Presiden mendorong para pemimpin negara G20 untuk mempercepat pemulihan ekonomi global. Tak hanya dipulihkan, namun juga lebih kuat, inklusif, dan berkelanjutan.
Baca juga: KTT G20 di Italia Sukses, Sepakat Atasi Pemanasan Global
Selanjutnya, pada sesi side event, Jokowi juga kembali berpidato di hadapan para pemimpin negara G20.
Pidatonya kali ini terkait dengan usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan bisnis yang dimiliki oleh kaum perempuan.
"Indonesia memilili lebih dari 65 juta unit UMKM yang berkontribusi terhadap 61 persen perekonomian nasional. Di saat yang sama 64 persen pelaku UMKM di Indonesia adalah perempuan. UMKM juga menunjukkan ketangguhan yang cukup tinggi di tengah pandemi," jelas Jokowi.
Untuk itu, ia berharap G20 terus menndorong penguatan peran UMKM dan perempuan melalui aksi nyata.
Baca juga: Jokowi Ingin G20 Dorong Penguatan UMKM dan Perempuan