Dalam rapat tersebut, Mohammad Yamin menguraikan tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda.
Menurut Yamin ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia, yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.
Dikutip Kompas.com, 28 Oktober 2019, saat kongres berlangsung, Mohammad Yamin menuliskan gagasan Sumpah Pemuda dalam sebuah kertas.
Kertas itu lalu dia sodorkan pada Soegondo Djojopoespito, yang saat itu adalah ketua kongres.
"Ik heb een eleganter formulering voor de resolutie (Saya punya rumusan resolusi yang elegan)," kata Yamin kepada Soegondo, dikutip dari buku Mengenang Mahaputra Prof. Mr. H. Muhammad Yamin Pahlawan Nasional RI (2003).
Baca juga: Mohammad Yamin, Salah Satu Sosok Penting di Balik Sumpah Pemuda
Kemudian rapat kedua berlangsung pada Minggu, 28 Oktober 1928 di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan.
Hasil rapat itu, anak-anak Indonesia harus mendapat pengetahuan kebangsaan, harus ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah, serta anak-anak diwajibkan dididik secara demokratis.
Lalu rapat ketiga terjadi pada hari yang sama dengan rapat kedua. Hanya saja pada sesi berikutnya berpindah ke gedung Indonesische Clubhuis Kramat.
Pada rapat ketiga dijelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Kongres Pemuda dan Lahirnya Sumpah Pemuda
Dalam kongres terakhir ini sekaligus diumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan tersebut diucapkan sebagai sumpah setia, Sumpah Pemuda.
Isi teks Sumpah Pemuda berbunyi sebagai berikut:
(Sumber: Kompas.com/Serafica Gischa | Editor: Serafica Gischa)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.