Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Corona Global 24 Oktober: Jerman Laporkan Kasus Tertinggi Sejak Mei | Singapura Masukkan Vaksin Sinovac dalam Program Vaksinasi Nasional

Kompas.com - 24/10/2021, 07:38 WIB
Mela Arnani,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kasus baru infeksi virus corona masih terus dilaporkan di sejumlah negara.

Sejak teridentifikasi akhir 2019, virus corona penyebab Covid-19 telah menginfeksi ratusan juta orang di dunia dan menyebabkan lebih dari empat juta orang meninggal dunia.

Melansir worldometers, berikut perkembangan kasus virus corona secara global hingga Minggu, 24 Oktober 2021:

  • Total infeksi: 244.076.300 kasus
  • Total sembuh: 221.136.926 kasus
  • Total meninggal: 4.958.635 kasus

Baca juga: Pintu Masuk Kedatangan Internasional Mulai Dibuka, Mana Saja?

Kasus baru Jerman tertinggi sejak pertengahan Mei

Jerman mencatat infeksi virus corona tertinggi sejak pertengahan Mei pada Sabtu (23/10/2021).

Kasus baru yang dilaporkan mencapai ambang 100 kasus per 100.000 dalam tujuh hari terakhir yang dulunya menjadi tolok ukur penerapan lockdown secara ketat.

Melansir CNA, Jerman mencatat 86 kematian Covid-19 pada Sabtu, dengan total korban meningkat menjadi 95.077 orang.

Terdapat 15.145 infeksi baru selama 24 jam, meningkat 31 persen selama delapan hari terakhir.

Baca juga: Alur dan Aturan Lengkap Perjalanan Internasional bagi WNI dan WNA

Antrean peserta vaksinasi Covid-19 di Arena Treptow, Berlin, Jerman, 9 Agustus 2021. Tempat vaksinasi ini dibuat bernuansa ala diskotik atau tempat dugem untuk menarik minat masyarakat usia muda agar mau divaksin.AFP PHOTO/JOHN MACDOUGALL Antrean peserta vaksinasi Covid-19 di Arena Treptow, Berlin, Jerman, 9 Agustus 2021. Tempat vaksinasi ini dibuat bernuansa ala diskotik atau tempat dugem untuk menarik minat masyarakat usia muda agar mau divaksin.

Menteri Kesehatan Jens Spahn mencatat, saat ini Jerman dapat jauh lebih baik mengatasi virus corona dikarenakan vaksinasi, meskipun memakai masker dan pembatasan aktivitas di dalam ruangan untuk orang yang tidak divaksin akan tetap ada sampai musim semi berikutnya.

Tingkat insiden kasus selama tujuh hari hingga Agustus digunakan untuk memutuskan memberlakukan pembatasan Covid-19 yang lebih ketat.

Tren kenaikan menjadi terlihat hampir di semua kelompok umur selama seminggu terakhir, dan diperkirakan peningkatan jumlah kasus akan bertambah cepat di musim gugur dan musim dingin selanjutnya.

Sekitar 66 persen penduduk Jerman telah divaksinasi, namun diperingatkan kemungkinan adanya gelombang keempat.

Baca juga: Penerbangan Internasional dari Singapura Masih Dilarang, Ini Alasannya

Jerman klasifikasikan Singapura daerah berisiko tinggi

Mulai 24 Oktober, Jerman akan mengklasifikasikan Singapura sebagai daerah berisiko tinggi.

Namun, orang-orang yang divaksinasi penuh terhadap Covid-19 masih dapat melakukan perjalanan ke Jerman tanpa perlu karantina, tapi harus menyelesaikan pendaftaran entri digital sebelum memasuki negara tersebut.

Dituliskan CNA, pendaftaran masuk diperlukan untuk pelancong yang telah mengunjungi area berisiko tinggi atau wilayah varian yang menjadi perhatian dalam 10 hari terakhir.

Wisatawan harus membawa bukti pendaftaran saat masuk ke Jerman.

Baca juga: Naik Pesawat Kini Wajib Tes PCR, Apa Bedanya dengan Antigen?

Euforia rakyat Jerman saat peresmian reunifikasi Jerman pada 3 Oktober 1990.Wikimedia Commons Euforia rakyat Jerman saat peresmian reunifikasi Jerman pada 3 Oktober 1990.

Anak-anak di bawah 12 tahun yang tidak divaksinasi perlu dikarantina selama lima hari setelah kedatangan.

Jerman merupakan salah satu dari 11 negara, dengan Singapura menetapkan sebagai jalur perjalanan yang divaksinasi.

Wisatawan ke negara-negara ini tidak perlu dikarantina, tapi harus dites negatif untuk Covid-19 dalam tes pra-keberangkatan dan saat kedatangan.

Baca juga: Siap Berdamai dengan Covid-19, Singapura Alami Lonjakan hingga Keluarkan Aturan Pembatasan Sosial

Selain Singapura, empat negara lain yaitu Bulgaria, Kamerun, Kroasia, dan Republik Kongo, ditambahkan ke daftar negara berisiko tinggi.

Pada Jumat (22/10/2021), Singapura melaporkan 3.637 kasus Covid-19 baru dan 14 kematian.

Sebagai tambahan informasi, awal bulan ini Amerika Serikat telah meningkatkan peringatan perjalanan dengan tujuan Singapura ke tingkat risiko tertinggi.

Baca juga: Kata Epidemiolog soal Molnupiravir yang Diklaim Ampuh Obati Covid-19

Singapura masukkan vaksin Sinovac dalam program nasional

Vaksin Sinovac alami penurunan antibodi setelah 6 bulan  SHUTTERSTOCK Vaksin Sinovac alami penurunan antibodi setelah 6 bulan

Vaksin Sinovac-CoronaVac Covid-19 akan dimasukkan dalam program vaksinasi nasional Singapura.

Hal ini mengikuti keputusan Otoritas Ilmu Kesehatan (HSA) untuk memberikannya otorisasi sementara di bawah Rute Akses Khusus Pandemi (PSAR).

Anjuran penyuntikan vaksin Sinovac adalah dosis kedua 28 hari setelah dosis pertama. Untuk dosis ketiga, sebaiknya disuntikan 90 hari setelah menerima dosis kedua.

 

Orang yang telah menggunakan dua dosis Sinovac akan dianggap divaksinasi penuh selama empat bulan setelah dosis kedua, atau hingga 31 Desember.

Baca juga: WHO Izinkan Penggunaan Darurat Vaksin Sinovac, Apa Artinya?

Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) mencatat, tingkat vaksinasi lokal tinggi, lebih dari 90 persen pada kelompok usia yang memenuhi syarat, terdapat beberapa memilih untuk tidak menggunakan vaksin mRNA.

“Untuk memastikan bahwa setiap orang akan memiliki perlindungan yang cukup baik terhadap Covid-19, kami akan menawarkan tiga dosis seri utama Sinovac-CoronaVac di bawah program vaksinasi nasional kepada yang belum menyelesaikan vaksinsi penuh, termasuk orang yang telah menerima satu atau dua dosis Sinovac sebelumnya,” ujar MOH seperti dikutip dari CNA, Minggu (24/10/2021).

Baca juga: 10 Daerah di Indonesia dengan Angka Vaksinasi Covid-19 Terendah

Pedoman vaksin Sinovac

Sebanyak 5 juta dosis vaksin Covid-19 jenis CoronaVac produksi Sinovac tiba di Indonesia melalui Bandara Soekarno-Hatta pada Senin (23/8/2021).Dok. Tangkapan Layar YouTube Sekretariat Presiden Sebanyak 5 juta dosis vaksin Covid-19 jenis CoronaVac produksi Sinovac tiba di Indonesia melalui Bandara Soekarno-Hatta pada Senin (23/8/2021).

Departemen Kesehatan Singapura menetapkan pedoman sebagai berikut:

  • Orang yang hanya menerima satu atau dua dosis vaksin Sinovac sangat dianjurkan menyelesaikan tiga dosis untuk perlindungan yang lebih optimal.
  • Orang yang tidak dapat mengambil dosis vaksin mRNA karena alasan medis, harus menerima tiga dosis vaksin Sinovac.
  • Orang yang memulai dengan vaksin mRNA tapi mengembangkan reaksi alergi merugikan yang parah setelah dosis pertama, harus melakukan dua dosis Sinovac. Jika reaksi alergi terjadi setelah dosis mRNA kedua, maka harus mengambil lagi satu dosis Sinovac sebagai suntikan booster ketika memenuhi syarat untuk menerimanya.

Baca juga: Tanya Jawab Seputar Syarat Vaksin dan Tes PCR untuk SKD CPNS 2021

Vaksin Sinovac juga tidak akan ditawarkan sebagai booster bagi yang telah menerima dua dosis vaksin mRNA dan tidak mengembangkan alergi atau reaksi merugikan yang parah.

Untuk kelompok tersebut, dosis ketiga vaksin mRNA akan ditawarkan sebagai booster.

Vaksin Sinovac belum disetujui untuk penggunaan umum bagi usia 12-17 tahun.

Kendati begitu, kelompok usia tersebut yang secara medis tidak memenuhi syarat menyelesaikan dua dosis penuh vaksin mRNA Pfizer-BioNTech/Comirnaty, akan ditawarkan seri tiga dosis utama menggunakan Sinovac-CoronaVac di bawah program kesehatan masyarakat khusus.

Orang-orang tersebut akan dimonitor secara ketat oleh tenaga medis terlatih, di bawah program kesehatan masyarakat, mengingat penggunaan vaksin Sinovac pada orang di bawah usia 18 tahun tidak termasuk dalam izin sementara PSAR HSA.

Otoritas kesehatan akan menghubungi orang yang memenuhi syarat dalam kelompok tersebut, memberikan informasi dapat menerima vaksin dengan aman.

Baca juga: Melihat Cara Singapura Mengatasi Wabah DBD...

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Tiga Vaksin Covid-19 yang Hanya Butuh Satu Kali Suntikan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com