Keramaian di kota-kota di Jepang berubah dalam semalam. Bar dan kereta api penuh sesak.
Mengutip AP News, Senini (18/10/2021), beberapa faktor mendorong keberhasilan Jepang termasuk kampanye vaksinasi yang meski terlambat tetapi sangat cepat dijalankan.
Sebelumnya, pemertinah mengosongkan banyak area publik. Namun, jauh sebelum pandemi, masyarakat Jepang memiliki kebiasaan mengenakan masker saat cuaca buruk pada akhir Agustus dan banyak orang tetap di rumah.
Kendati demikian, dengan kemanjuran vaksin yang berangsur-angsur berkurang dan musim dingin semakin dekat, Jepang berpotensi menghadapi gelombang lonjakan kasus.
Hampir 70 persen dari populasinya sudah divaksinasi lengkap. Banyak yang memuji keberhasilan kampanye vaksinasi, terutama di kalangan anak muda, yang telah berperan menurunkan infeksi.
“Vaksinasi yang cepat dan intensif di Jepang di antara mereka yang berusia kurang dari 64 tahun mungkin telah menciptakan kondisi sementara yang mirip dengan kekebalan kelompok,” kata Dr. Kazuhiro Tateda, profesor virologi Universitas Toho.
Tateda mengingatkan bahwa infeksi terobosan masih bisa terjadi, di mana inokulasi dimulai beberapa bulan lebih awal daripada di Jepang menunjukkan bahwa vaksin saja tidak sempurna dan kemanjuran secara bertahap memudar.
Baca juga: [HOAKS] 600 Pelajar China Disuntik Vaksin di DKI Jakarta