Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Vaksinasi Covid-19 Bisa Pengaruhi Siklus Haid? Ini Kata Dokter

Kompas.com - 20/09/2021, 15:30 WIB
Retia Kartika Dewi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah warganet mengaku mengalami perubahan siklus menstruasi seusai mendapatkan suntikan vaksinasi. 

Hal itu diungkapkan dalam komentar unggahan pemilik akun Twitter @menggelindinq

"Cewe-cewe nanya donggg ada yang mensnya berantakan ga abis vaksin??? aku abis vaksin 1 mensnya jadi 2 minggu, abis vaksin 2 awal bulan lalu blm mens sampe sekarang," tulis akun Twitter @menggelindinq pada Sabtu (18/9/2021).

Baca juga: 5 Fakta Indihome dan Telkomsel Gangguan: Penyebab hingga Dampaknya

Informasi ini pun viral, bahkan hingga Senin (20/9/2021), twit itu sudah mendapatkan 2.120 retweet, 802 tweet Kutipan, dan 5.973 like. 

Lalu, apakah betul vaksinasi Covid-19 berpengaruh terhadap siklus menstruasi?

Baca juga: Bolehkah Vaksinasi Covid-19 Saat Haid? Simak Penjelasan Kemenkes

 

Penjelasan Kemenkes RI

Terkait unggahan tersebut, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung sekaligus Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa vaksinasi Covid-19 tidak berpengaruh terhadap siklus haid seseorang.

"Tidak, tidak ada hubungannya dengan vaksin, kalau ada kebutuhan bisa memeriksakan dirinya ke dokter," ujar Nadia saat dihubungi Kompas.com, Senin (20/9/2021).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyebutkan, perempuan yang sedang mengalami menstruasi bisa mendapatkan vaksin Covid-19.

Menurut WHO, belum ada bukti bahwa vaksin Covid-19 berefek negatif terhadap menstruasi. Selain itu, menstruasi tidak mengubah cara kerja vaksin Covid-19.

Baca juga: [HOAKS] Panggilan Telepon dengan Modus Cek Status Vaksinasi

Penjelasan dokter

Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Fertilitas, Endokrinologi dan Reproduksi RS Pondok Indah, dr Yassin Yanuar Mohammad, SpOG-KFER mengatakan, sampai saat ini belum ada bukti kausalitas (sebab akibat) yang menunjukkan bahwa vaksinasi menyebabkan gangguan siklus haid.

Hal itu tercantum pada dokumen dari European Medicines Agency yang burjudul "Covid-19 vaccine safety update" pada 11 Agustus 2021.

Dalam dokumen, disebutkan bahwa tidak ada hubungan kausal antara vaksin Covid-19 dan gangguan menstruasi sejauh ini.

Dokumen juga menjelaskan, penyebab gangguan menstruasi bisa dikarenakan dari stres dan kelelahan seperti fibroid dan endometriosis.

"Memang (vaksinasi Covid-19 tidak berhubungan dengan terganggunya siklus haid), sampai saat ini belum ada konklusi, tapi ada laporannya (gangguan seusai vaksinasi)," ujar Yassin saat dihubungi Kompas.com, Senin (20/9/2021).

Baca juga: 7 Tips Alami Meredakan Siksaan Menstruasi

 

Laporan kasus

Menurut Yassin, memang ada beberapa laporan menyebutkan adanya perubahan siklus haid pada perempuan yang menjalani vaksinasi.

Perubahan tersebut dapat saja berkaitan dengan vaksinasi, maupun juga hal lain yang mungkin terjadi bersamaan. Karena, siklus haid sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor.

"Sampai saat ini tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa vaksinasi covid -19 berdampak negatif pada kesehatan reproduksi dan kesuburan," imbuhnya.

Kalaupun terjadi perubahan atau “gangguan” siklus haid pasca vaksinasi, Yassin mengungkapkan, perlu dicatat namun tidak perlu dikhawatirkan karena hanya bersifat sesaat dan bukan pertanda sebuah penyakit.

Baca juga: Manfaat Daun Sage, Menyehatkan Fisik juga Mental

Ciri-ciri siklus haid normal

Terkait siklus haid, Yassin mengatakan bahwa seorang perempuan perlu mencatat siklus haidnya. Sebab, keteraturan siklus haid merupakan refleksi dari kondisi kesehatan reproduksi.

"Maka itu tidak hanya ketika akan vaksinasi, seorang perempuan sebaiknya memiliki menstrual diary atau pencatatan yang baik tentang haidnya," ucap dia.

Sementara, haid dikatakan normal apabila siklusnya di antara 21-35 hari. Ada pula panduan terbaru menyebutkan 24-38 hari.

"Jadi kalau seorang perempuan siklus haidnya kurang dari 21-24 hari atau lebih dari kisaran 35-38 hari. Maka sudah perlu memperhatikannya, dan menyadarinya sebagai sesuatu yang tidak normal," ujar Yassin.

Durasi normal seseorang mengalami menstruasi yakni selama 3-8 hari, dengan jumlah darah maksimal 80 cc per.

"Ini bisa direpresentasikan secara tidak langsung dengan 2 sampai 4 kali ganti pembalut perhari. Serta tidak disertai nyeri hebat," lanjut dia.

Baca juga: 10 Makanan dan Minuman yang Baik Dikonsumsi Saat Nyeri Haid

Untuk perempuan usia reproduksi, setiap keterlambatan haid perlu disikapi dengan memastikan apakah hamil atau tidak, yaitu dengan melakukan tes kehamilan dengan urin.

Jika itu terjadi pasca-vaksinasi, maka perlu juga untuk memastikan apakah hamil atau tidak.

Untuk mereka yang mengalami gangguan menstruasi setelah menjalani vaksinasi Covid-19, Yassin mengatakan, belum tentu gangguan tersebut dikarenakan vaksinasi. Karena siklus haid memiliki banyak faktor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com