Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Lebih Dekat Gejala Depresi pada Anak-anak

Kompas.com - 08/09/2021, 09:00 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

KOMPAS.com - Depresi adalah gangguan mood atau suasana hati yang sedih dan terus memburuk lantaran seseorang tengah melalui masa-masa tidak menyenangkan dalam hidupnya.

Depresi bisa menimpa siapa saja di segala rentang usia. Baik usia produktif, menjelang senja, atau anak-anak di bawah usia 17 tahun.

Depresi pada anak sama berisikonya dengan depresi yang terjadi pada orang dewasa. Selain bisa menganggu aktivitas dan produktivitas belajar anak, depresi juga bisa membuat luka yang bertahan hingga ia dewasa.

Menurut dr. Christin Wibhowo S.Psi, psikolog dari Unika Soegijapranata Semarang, depresi pada anak bisa disebabkan oleh banyak hal, baik trauma fisik maupun trauma psikis.

Baca juga: Tantangan Bekerja dari Rumah, Jangan Sampai Depresi! Ini Cara Mencegahnya

"Mendapatkan kekerasan fisik atau verbal, mendapatkan pengabaian, atau menyaksikan kekerasan yang dilakukan oleh orang yang dekat dengan anak bisa pula memicu sedih dan depresi," ujar Christin Wibhowo kepada Kompas.com, Senin (07/09/2021) petang.

Jika tak tertangani dengan benar, maka anak akan tumbuh dewasa dengan luka masa kecil yang tak pernah sembuh.

Baca juga: Pentingnya Seks Edukasi untuk Anak, Begini Cara Memberikannya

Tanda depresi pada anak

Ilustrasi anak menangis karena dibentak. Ilustrasi anak menangis karena dibentak.
Depresi pada anak selalu ditandai dengan perubahan perilaku yang tak biasa. Berikut ini adalah beberapa tanda depresi pada anak:

  1. Anak mudah sedih dan mudah marah.
  2. Ada perubahan perilaku, baik ke sisi negatif maupun positif. Anak yang biasanya hobi bermain gim dan tiba-tiba jadi mengurung diri belajar di dalam kamar haruslah dicermati mengapa mereka bisa berubah drastis.
  3. Anak lebih banyak diam. Yang biasanya sering bermain dan mengobrol jadi menolak waktu bermain dan tak menjawab ketika ditanya.
  4. Perubahan kebiasaan, seperti menjadi tak mau makan atau malah makan terus, atau susah tidur padahal biasanya mudah tertidur malam. 
  5. Mudah lelah.
  6. Melukai diri sendiri. Dalam fase ini, anak yang menyimpan sakit hati mengalihkan rasa sakitnya ke sakit fisik.

Baca juga: Ingin Gigi Anak Sehat dan Kuat? Hentikan Kebiasaan Buruk Ini

Cara mengatasi depresi pada anak

Ajak anak bicara agar anak tak menyimpan kesedihan terlalu lama.Unsplash/Julian Hochgesang Ajak anak bicara agar anak tak menyimpan kesedihan terlalu lama.
Ketika orang tua mendapati ada perubahan sikap dan perilaku pada buah hatinya, segera lakukan langkah-langkah penanganan.

"Orang tua harus segera mem-follow up anaknya. Menanyakan perasaan anak, mengapa terlihat sedih dan marah, mengapa melukai diri sendiri, dan lain sebagainya," ujar Christin.

Lalu ciptakan suasana rumah yang nyaman dan menyenangkan. Jika di masa lalu orang tua sering bertengkar hebat di depan anak, maka segera hentikan kebiasaan yang melukai perasaan anak tersebut.

Jika mendung di kehidupan anak tak kunjung hilang, orang tua bisa berkonsultasi ke pihak sekolah atau psikolog anak.

Baca juga: Sumber Makanan yang Bisa Mendukung Tinggi Maksimal Anak

Lebih jauh menurut Christin, agar anak tak jatuh dalam depresi, orang tua harus selalu bijak dalam memperlakukan anak.

Seperti tak melakukan kekerasan fisik dan verbal, tak menunjukkan perilaku kasar di depan anak, dan selalu menghargai perasaan anak dengan menanyakan keinginan-keinginan anak.  

Kemudian berhentilah hanya memberi dogma tanpa memberi solusi. Jika tak ingin anak mencuri, maka Anda harus menjelaskan solusi mendapatkan sesuatu dengan cara yang benar.

Depresi pada anak harus diatasi dan segera diurai. Jika tidak, maka perasaan dan pikiran anak akan berhenti di usia di mana dia mengalami trauma.

Efeknya, ketika beranjak dewasa akan selalu ada inner child dari anak tersebut yang mewarnai karakter-karakternya. Semisal menjadi mudah marah, kasar dalam berkata-kata dan lain sebagainya.

Baca juga: Agar Anak Tak Depresi Saat Belajar Daring, Begini Saran Kak Seto

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com