Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agar Anak Tak Depresi Saat Belajar Daring, Begini Saran Kak Seto

Kompas.com - 19/10/2020, 20:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu, seorang pelajar kelas 2 SMA di Gowa, Sulawesi Selatan, ditemukan meninggal dunia di tempat tidurnya.

Dari hasil penyelidikan, polisi menduga pelajar tersebut nekat mengakhiri hidupnya karena depresi dengan beban tugas daring dari sekolah.

Peristiwa itu menjadi catatan dalam program pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama pandemi virus corona.

Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Setyo Mulyadi atau Kak Seto, mengatakan pembelajaran daring selama pandemi Covid-19 seharusnya lebih menekankan pada kecapakan hidup.

Hal itu sebagaimana instruksi dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim.

"Mas Menteri sudah mengeluarkan edaran dan menegaskan bahwa belajar secara daring lebih menekankan pada kecakapan hidup. Jadi ditekankan bagaimana menghadapi Covid-19 ini, itu belajar juga," kata Kak Seto kepada Kompas.com, Senin (19/10/2020).

Baca juga: Siswi Bunuh Diri Diduga akibat Depresi PJJ, KPAI Sampaikan Duka Cita

Menurut dia, selain ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek), ada empat unsur lain dalam pendidikan yang bisa diajarkan selama masa pandemi.

Pertama, belajar mengenai etika. Ia menuturkan, guru dan orang tua bisa mengajarkan pada anak bagaimana sopan santun, bekerja sama, dan saling menghormati.

Kedua, guru juga bisa mengajarkan estetika, seperti membuat rumah lebih bersih, rapi, dan menyenangkan.

"Ketiga nasionalisme. Makin bangga menjadi anak Indonesia, mengenal lagu-lagu berbagai daerah. Jadi itu juga menyenangkan," jelas Kak Seto.

"Terakhir adalah kesehatan. Di masa pandemi ini kan sangat penting belajar mengenai bagaimana istirahat cukup, olahraga, sehat mental agar semangat dan tidak mudah putus asa," sambungnya.

Baca juga: KPAI Minta PJJ di Gowa Dievaluasi Setelah Ada Siswi Bunuh Diri

Kak Seto juga mengingatkan, pembelajaran di masa pandemi tak boleh menekankan pada penuntasan capaian akademik dan kelulusan.

Dengan kondisi itu, semua guru sebaiknya tak memberikan materi terlalu banyak agar orang tua dan siswa tidak terlalu stres.

"Ini yang penting itu learning how to learn, bukan how to learn. Jadi jangan belajar materi, tapi bagaimana anak senang belajar," tutur dia.

"Belajar itu bukan hanya masalah akademik, yang pinter nyanyi ya bisa belajar nyanyi, yang nari ya belajar nari. Pokoknya dibuat segembira mungkin, pemahaman belajar itu luas," lanjutnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com