Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Terus Didemo, Pemerintah Thailand Janji Tetap Lindungi Monarki

Kompas.com - 19/10/2020, 19:05 WIB
Mela Arnani,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah Thailand berjanji akan tetap melindungi monarki meskipun puluhan ribu pengunjuk rasa pro-demokrasi berkumpul di Bangkok dan kota-kota lain selama akhir pekan.

Pengunjuk rasa menuntut untuk konstitusi baru dan pembatasan kekuasaan raja. 

Demonstran kembali menentang keputusan darurat yang melarang pertemuan publik lebih dari lima orang.

Sekitar 10.000 orang turun ke jalan dan mengelilingi Monumen Kemenangan Bangkok dan memblokir lalu lintas di sekitar pusat bisnis utama.

Baca juga: Pemerintah Thailand Akan Investigasi Media, Aksi Pindah ke Telegram

Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha mendukung gagasan parlemen yang mengadakan sesi darurat untuk menemukan jalan keluar dari krisis politik saat ini, tapi dia menyebut pemerintah harus melindungi monarki.

"Pemerintah telah melakukan yang terbaik untuk berkomopromi. Yang saya minta adalah menghindari perusakan infrastruktur pemerintah dan publik," kata Prayut seperti dikutip dari CNN Internasional, 19 Oktober 2020.

"Seperti yang kita lihat kemarin ada sebuah insiden, ada perkelahian di antara pengunjuk rasa. Saya akan mendesak mereka untuk ekstra hati-hati," lanjut dia.

Prayut menambahkan, pemerintah dan semua warga negara Thailand berkewajiban melindungi monarki.

Ancaman hukuman penjara

Gerakan anti pemerintah Thailand semakin berani, bahkan beberapa tagar anti-monarki yang sedang trending di media sosial diteriakkan di jalanan Bangkok.

Pengunjuk rasa mempertaruhkan hukuman penjara yang lama dengan melangar tabu lama untuk mengkritik monarki.

Para pemimpin protes telah ditangkap dengan tuduhan seperti penghasutan, di mana dapat dihukum penjara selama tujuh tahun.

Pada Jumat (16/10/2020), dua aktivis ditangkap dengan tuduhan melakukan kekerasan terhadap Ratu, setelah iring-iringan mobilnya dihalangi oleh massa anti-pemerintah.

Dua orang tersebut kemungkinan menghadapi tuntutan hukuman seumur hidup.

Baca juga: Aksi Masih Terus Terjadi, Pemerintah Thailand Akan Investigasi Media

Namun, ancaman penjara, penangkapan para pemimpin protes, dan dekrit darurat tak menghalangi gerakan protes, yang menuntut reformasi monarki dan membuat Raja bertanggung jawab atas konstitusi.

Gerakan ini dimulai dengan sungguh-sungguh setelah mantan jenderal dan pemimpin kudeta Prayur kembali berkuasa menyusul sengketa pemilihan umum pada 2019.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

Tren
NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com