Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Lebih Dekat Gejala Depresi pada Anak-anak

Depresi bisa menimpa siapa saja di segala rentang usia. Baik usia produktif, menjelang senja, atau anak-anak di bawah usia 17 tahun.

Depresi pada anak sama berisikonya dengan depresi yang terjadi pada orang dewasa. Selain bisa menganggu aktivitas dan produktivitas belajar anak, depresi juga bisa membuat luka yang bertahan hingga ia dewasa.

Menurut dr. Christin Wibhowo S.Psi, psikolog dari Unika Soegijapranata Semarang, depresi pada anak bisa disebabkan oleh banyak hal, baik trauma fisik maupun trauma psikis.

"Mendapatkan kekerasan fisik atau verbal, mendapatkan pengabaian, atau menyaksikan kekerasan yang dilakukan oleh orang yang dekat dengan anak bisa pula memicu sedih dan depresi," ujar Christin Wibhowo kepada Kompas.com, Senin (07/09/2021) petang.

Jika tak tertangani dengan benar, maka anak akan tumbuh dewasa dengan luka masa kecil yang tak pernah sembuh.

"Orang tua harus segera mem-follow up anaknya. Menanyakan perasaan anak, mengapa terlihat sedih dan marah, mengapa melukai diri sendiri, dan lain sebagainya," ujar Christin.

Lalu ciptakan suasana rumah yang nyaman dan menyenangkan. Jika di masa lalu orang tua sering bertengkar hebat di depan anak, maka segera hentikan kebiasaan yang melukai perasaan anak tersebut.

Jika mendung di kehidupan anak tak kunjung hilang, orang tua bisa berkonsultasi ke pihak sekolah atau psikolog anak.

Lebih jauh menurut Christin, agar anak tak jatuh dalam depresi, orang tua harus selalu bijak dalam memperlakukan anak.

Seperti tak melakukan kekerasan fisik dan verbal, tak menunjukkan perilaku kasar di depan anak, dan selalu menghargai perasaan anak dengan menanyakan keinginan-keinginan anak.  

Kemudian berhentilah hanya memberi dogma tanpa memberi solusi. Jika tak ingin anak mencuri, maka Anda harus menjelaskan solusi mendapatkan sesuatu dengan cara yang benar.

Depresi pada anak harus diatasi dan segera diurai. Jika tidak, maka perasaan dan pikiran anak akan berhenti di usia di mana dia mengalami trauma.

Efeknya, ketika beranjak dewasa akan selalu ada inner child dari anak tersebut yang mewarnai karakter-karakternya. Semisal menjadi mudah marah, kasar dalam berkata-kata dan lain sebagainya.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/09/08/090000965/mengenal-lebih-dekat-gejala-depresi-pada-anak-anak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke