Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Suhono Harso Supangkat
Guru Besar ITB

Guru Besar ITB. Ketua Asosiasi Prakarsa Indonesia Cerdas. Staf Ahli Komite Kebijakan Industri Pertahanan. 

"Digital Twin" dan Transformasi Digital

Kompas.com - 01/08/2021, 15:04 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TRANSFORMASI digital telah diprogramkan oleh pemerintahan Jokowi dengan lima agenda utama, mulai dari konektivitas, pengembangan proses, talenta, pusat data hingga kebijakan transformasi digital.

Transformasi digital tidak hanya membuat aplikasi berbasis digital, tetapi ditujukan untuk mendapatkan dampak atau impak yang signifikan dalam peningkatan kualitas dan kuantitas kinerja dari suatu organisasi.

Baca juga: Manfaatkan Platform Digital untuk Kendalikan Penyakit Tidak Menular

Transformasi digital bisa dibagi dalam tiga tahap.

Pertama, yang biasa disebut sebagai Digitization, yaitu langkah melakukan konversi data dari keadaan atau proses yang awalnya manual atau analog menjadi digital. Contohnya data laporan yang ditulis dalam bentuk kertas dipindahkan ke dalam dokumen digital. Contoh lainnya, data tempetarur suatu kebun di-capture sehingga didapatkan data digital di dalam suatu basis atau penempatan data tertentu.

Langkah kedua adalah Digitalization adalah proses pengembangan dari suatu data yang dikembangkan menjadi suatu aplikasi tertentu, seperti aplikasi e-farming atau e-education hingga e-health. Dengan aplikasi ini, maka bisa terjadi suatu transaksi walau masih terbatas.

Langkah selanjutnya secara ideal dikenal sebagai Digital Transformation. Transformasi digital tidak sekadar membahas teknologi, tetapi membahas lebih luas dan sistem mulai terbuka dan bisa melakukan transaksi dan analisis lebih meluas.

Baca juga: Poin-poin Migrasi TV Analog ke Digital, Mulai 1 Agustus 2021

 

Aspek manusia, budaya dan teknologi serta informasi atau data menjadi satu kesatuan untuk melakukan perubahan secara signifikan terhadap proses yang sedang dibahas.

Data, manusia, teknologi dan proses menjadi komponen penting dalam membangun ekosistem yang lebih bernilai. Memasukkan data sebagai aset organisasi dan perusahaan belum banyak dijadikan suatu pedoman, walau secara umum telah dipahami, namun sepertinya belum ada formulasi yang tepat untuk penilaian atau valuasinya.

Digital Twin

Semakin meningkatnya data fisik yang bisa dikonversikan menjadi data digital telah memberikan suatu potensi baru sehingga keadaan nyata (riil) ekosisistem yang dikaji bisa dipelajari lebih lanjut dan rinci.

Ekosistem yang dikaji bisa dipahami perilakunya (behaviour), observasi masa lalu hingga kita bisa melakukan prediksi (prediction) dan pengaturan untuk mendapatkan suatu kondisi tertentu (presciption).

Perjalanannya bisa disebut sebagai Cyber to Physical System (CPS), yaitu bagaimana fenomena fisik bisa ditransformasikan dalam bentuk cyber atau digital.

Baca juga: Bank Dunia: Kesenjangan Digital Indonesia Lebar, 49 Persen Penduduk Belum Akses Internet

 

Teknologi IoT (internet of Things) telah memungkinkan data bisa didapatkan, dikirim dan diproses dengan cepat, baik melalui cloud computing dan edges computing.

Lebih lanjut, beberapa ahli telah mengembangkan konsep yang disebut sebagai Digital Twin (DT). Digital Twin, menurut Industrial Internet Consortium (IIC) bisa dimaknai sebagai representasi digital dari suatu entitas (aset, proses atau sistem), termasuk atribut dan perilaku untuk memahami status asst, menanggapi perubahan, meningkatkan operasi bisnis dan memberikan nilai tambah.

Konsep DT mulai dibahas sejak tahun 2002 oleh Dr. Michael Grieves dari Florida Institute of Technology dengan memperkenalkannya di sektor manufaktur melalui Product Lifelycle Management (PLM).

Konsep dasar dari DT dibagi menjadi tiga yaitu Digital Twin Prototype (DTP), Digital Twin Instance (DTI) dan Digital Twin Aggregate (DTA).

DTP adalah aktivitas untuk merancang, menganalisa dan memproses untuk merealisasikan produk fisik. DTI adalah DT dari masing-masing sub-produk yang akan masuk dimanufaktur, Sementara itu, DTA adalah agregasi dari DTI yang bisa melakukan interaksi atau interogasi dengan produk fisik, baik prognosa maupun untuk pembelajaran.

Saat ini, sudah mulai banyak kasus tertentu yang dikembangkan dengan konsep dari DT ini, baik di dunia kedokteran, bangunan hingga pembangunan kota cerdas atau smart city.

Di dunia kedokteran, Digital Twin bisa memberikan data nyata atau real data dari seseorang sehingga bisa memahami kondisi organ tubuh dalam situasi normal atau sakit atau menuju tidak normal karena ada sesuatu yang berlebihan misal kadar gula, kolesterol dan lainnya.

Dalam pembangunan, bangunan (building) maupun kota cerdas dulu dikenal dengan Computer Aided Design (CAD), kemudian Building Information Modelling (BIM), maka DT bisa dikatakan merupakan kelanjutan dari perjalanan di bidang kontruksi.

Beberapa kota di dunia, seperti di Shanghai dan di Jepang, telah memulai pemodelan dengan Digital Twin. Data diperoleh dengan berbagai sensor dengan waktu nyata (real time), seperti melalui radar dan drone.

Selanjutnya, konsep DT ini bisa menjadi bagian perjalanan dari Transformasi Digital yang lebih komprehensif dan perlu suatu framework yang sesuai agar data driven atau value driven pembangunan ekosistem bisa lebih berbunyi dan bermanfaat. Dari pemodelan, perancangan, operasi dan perawatan ekosistem bisa menjadi terkendali dengan baik.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com